Wanita Ini Didiagnosis Kanker, Usai Dokter Temukan Rambut Halus di 3 Bagian Tubuh Ini
- Pixabay
VIVA Lifestyle – Sebagian besar wanita memiliki rambut yang terlihat samar di sekitar kumis dan dagu. Sementara beberapa wanita lainnya, rambut-rambut tersebut bisa tumbuh berlebihan. Kondisi tersebut cenderung mencerminkan deregulasi hormon spesifik jenis kelamin.
Tapi hati-hati, beberapa kasus menunjukkan pola spesifik di mana pertumbuhan rambut bisa menjadi gejala kanker. Meskipun seringkali tidak berbahaya, namun penyebab lain yang lebih mengancam jiwa tidak boleh diabaikan. Scroll untuk informasi selengkapnya.
Pada 2016 lalu, Journal of Clinical Oncology melaporkan kasus seorang wanita berusia 62 tahun yang mengidap berbagai jenis kanker, mengalami pertumbuhan rambut yang sangat lebat di wajah, lengan, dan punggung.
Laporan tersebut menyatakan, pertumbuhan rambut terdiri dari rambut berukuran 2 cm, putih, tipis, halus, yang menonjol di wajah, lengan dan punggung, di mana semua gejala sesuai dengan pertumbuhan rambut lanugo. Pemeriksaan lebih lanjut kemudian mengungkap, pasien memiliki tumor yang bermetastasis di ovarium kiri dan usus besarnya.
Laporan kasus serupa di jurnal BMJ menunjukkan kasus seorang pria berusia 58 tahun yang mengalami hirsutisme ringan di dagu. Pasien telah mengalami kerontokan rambut ringan 12 bulan sebelumnya. Namun, gejalanya berkembang pesat dalam 4 bulan menjelang pemeriksaan klinisnya. Hirsutisme sendiri merupakan kondisi umum yang disebabkan terutama oleh sekresi androgen berlebih, baik dari ovarium atau kelenjar adrenal.
"Bentuk ketidakseimbangan hormon yang dapat menyebabkan hirsutisme adalah kelainan kelenjar adrenal tertentu. Ini mungkin termasuk kanker adrenal, tumor adrenal (dan) penyakit Cushing," kata Dokter Liakas, Direktur Medis di Vie Aesthetics, dikutip Express, Selasa 17 Desember 2022.
Tumor adrenal terbentuk ketika sel kanker terbentuk di korteks adrenal, yaitu bagian tubuh yang mengontrol hormon pria dan wanita.
"Sederhananya, kelenjar adrenal bertanggung jawab atas produksi hormon Anda," tambah dokter Liakas.
Penyebab hirsutisme terkait kanker lainnya adalah tumor yang mensekresi androgen.
"Ada juga kemungkinan bahwa tumor penghasil androgen di ovarium adalah penyebab hirsutisme pada wanita. Tapi, ini juga jarang terjadi," jelas Doctor Manish Mittal, direktur bedah dari Mittal Hair Clinic.
Menurutnya, ketika hirsutisme disebabkan oleh karsinoma adrenokortikal, pasien mungkin perlu mewaspadai gejala lain.
"Jenis kanker ini biasanya lebih jelas dengan rasa sakit dan benjolan di perut. Tetapi, masih perlu disebutkan kepada dokter Anda jika Anda melihat pertumbuhan rambut yang tidak normal," tuturnya.
Hirsutisme secara luas didefinisikan sebagai rambut yang tidak diinginkan tumbuh di wajah, dada dan punggung serta pertumbuhan rambut tersebut menyebar. Kondisi yang memengaruhi jutaan wanita di seluruh dunia ini menimbulkan beban psikologis yang signifikan. Dokter Liakas mengungkap, sebanyak 5-10 persen wanita di seluruh dunia menderita kondisi tersebut.
"Perbedaan utama antara rambut yang lebih khas pada tubuh dan wajah wanita, yang banyak kita sebut sebagai peach fuzz dan hirsutisme adalah teksturnya. Wanita dapat mengembangkan rambut tubuh atau wajah yang berlebihan karena kadar hormon androgen yang tinggi, hormon tersebut termasuk testosteron dan androstenedion," papar dia.
Namun, penyebab di atas lebih sering terjadi pada kasus hirsutisme dibanding kanker. Tapi, gejalanya tetap harus diwaspadai dan segera periksakan ke dokter jika mengalaminya. Karena tanda-tanda kanker sangat langka pada stadium awal, dokter menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin.