Kasus Flu dan COVID-19 Melonjak Jelang Natal di Inggris

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.
Sumber :
  • pexels/Edward Jenner

VIVA Lifestyle – Kasus COVID-19 kembali melonjak di sebagian besar wilayah Inggris hanya beberapa hari sebelum Natal. Peningkatan kasus yang drastis itu terjadi bersamaan dengan bertambahnya pasien flu di bangsal rawat inap rumah sakit dalam sepekan terakhir.

Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Dijadwalkan Bertemu Raja Charles III

Dikutip dari laman The Sun, Inggris disinyalir tengah bersiap menghadapi salah satu wabah virus terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Di Inggris, angka kasus COVID-19 telah naik di atas satu juta untuk pertama kalinya sejak akhir Oktober, sementara Skotlandia dan Wales sama-sama mengalami peningkatan. Scroll untuk info selengkapnya.

Tren di Irlandia Utara tidak pasti dan terdapat gambaran yang beragam di antara berbagai wilayah dan kelompok umur. Varian COVID-19 baru, yang dikenal sebagai BQ1 Omicron mendorong lonjakan kasus baru pada Natal ini.

Tinggalkan Brasil, Presiden Prabowo Lanjutkan Perjalanan ke Inggris

Mirisnya, kenaikan angka tersebut terjadi pada saat yang lebih buruk, karena tumpukan pasien yang menunggu untuk operasi mencapai 7,2 juta dan perawat di seluruh negeri mogok dalam upaya untuk mendapatkan gaji yang lebih baik.

Ilustrasi COVID-19/virus corona.

Photo :
  • Pixabay/mattthewafflecat
Sri Mulyani Ungkap 3 Fokus RI di KTT G20 Brasil kepada Dubes Inggris

Ada pun, angka baru dari Kantor Statistik Nasional menunjukkan 1,3 juta orang Inggris terkena virus dalam seminggu hingga 5 Desember 2022. Angka ini naik 16 persen dari 1,1 juta pada minggu sebelumnya. Namun kematian akibat COVID-19 telah menurun, dengan 402 tercatat dalam tujuh hari hingga 10 Desember 2022.

Mayoritas pasien terinfeksi ditemukan di antara usia 25 hingga 34 tahun, dengan 2,9 persen kemungkinan memiliki virus setara dengan satu dari 35 jumlah virus. Lonjakan infeksi kemungkinan didorong oleh orang-orang yang berkerumun lebih banyak di dalam ruangan, kata pakar kesehatan, dan terjadi ketika virus musim dingin lainnya beredar lebih luas.

Selama gelombang utama virus corona di awal tahun 2022, totalnya mencapai hampir empat juta di bulan Juli dan hanya di bawah lima juta di bulan Maret. Michelle Bowen, kepala pengawasan kesehatan ONS, mengatakan infeksi mulai meningkat lagi di sebagian besar Inggris, meskipun trennya bervariasi di seluruh wilayah dan usia Inggris.

“Kami akan terus memantau data dengan hati-hati seiring berjalannya bulan-bulan musim dingin,” tambahnya.

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Pixabay/Tumisu

Angka yang mengkhawatirkan juga mengungkapkan tingkat kasus flu memiliki lebih dari dua kali lipat di antara mereka yang paling berisiko terkena virus yakni anak-anak di bawah usia lima tahun dan pada orang dewasa berusia 85 tahun ke atas.

“Kami melihat peningkatan flu, COVID-19, dan virus musim dingin lainnya karena orang lebih banyak bergaul di dalam ruangan musim dingin ini. Rawat rawat inap karena COVID-19 paling tinggi pada kelompok usia tertua, jadi sangat penting bagi setiap orang yang memenuhi syarat untuk terus maju untuk menerima vaksinasi booster mereka," ujar konsultan epidemiologi untuk imunisasi dan penanggulangan di UKHSA, Dr Jamie Lopez Bernal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya