Jangan Anggap Sepele, Polio Dapat Jadi Faktor Pemicu Disabilitas
VIVA Lifestyle – Penyandang disabilitas dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penyakit yang dipicu oleh virus seperti polio yang saat ini tengah mewabah. Meski Indonesia sempat nol kasus, namun kini polio kembali mewabah dengan munculnya 4 kasus anak positif polio di Aceh.
Founder Precious One, Ratnawati, mengatakan bahwa virus merupakan salah satu penyebab terjadinya disabilitas atau kecacatan yang dialami seseorang. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Polio misalnya, yang mana virus tersebut dapat memicu gejala penyakit yang pada akhirnya membuat kaki lumpuh hingga menjadi penyandang disabilitas seumur hidup.
"Virus polio menyerang di tahun berapa, kasusnya di Indonesia cukup mewabah menyerang anak-anak dan akibatnya lumpuh," tutur Ratnawati, dalam media gathering Johnson & Johnson Indonesia bertemakan ‘Day of Mindfulness and Inclusivity', di Jakarta, baru-baru ini.
Selain virus, Ratnawati menuturkan bahwa faktor disabilitas lainnya berasal dari genetik sehingga anak tidak lahir dengan sempurna. Selain itu, ada kemungkinan disabilitas disebabkan oleh obat tertentu yang justru membahayakan organ tubuh.
"Ada salah satu karyawan yang menjadi tuli (setelah) diberi obat. Jadi kalau panas, dikasih obat jenis tertentu dan ternyata setiap kali panas dikasih obat tersebut selama bertahun-tahun sampai tak disadari merusak pendengarannya. Ia jadi tulis umur 10 tahun, orang tuanya baru sadar (anaknya tuli). Ini faktor berbahaya karena pelan-pelan tapi pasti jadi disabilitas," tambahnya.
Faktor penyebab terakhir, kata Ratna, ada kemungkinan kecelakaan terjadi dan memicu disabilitas terjadi. Faktor ini yang berisiko besar dialami siapa saja tanpa pandang bulu sehingga bagi para orang tua, patut memperhatikan anaknya dengan sesama.
"Kecelakaan, ini faktor terbesar dari teman-teman disabilitas karena kecelakaan bisa terjadi pada siapa saja. Kecelakaan karena mobil, kerja, waktu main," tuturnya.
Selain bentuk pencegahan dini, yang juga patut dipahami masyarakat adalah cara bersikap tepat ketika bertemu disabilitas.
Sayangnya, banyak yang tak menyadari cara bersikap yang baik yang justru membuat disabilitas cenderung terstigma dan berdampak buruk pada kondisinya. Lantas, bagaimana sikap yang tepat ketika bertemu penyandang disabilitas?
"Beri prioritas fasilitas umum, misal naik lift. Toilet juga ada khusus disabilitas di publik area. Itu salah satu cara kita hormati. Tawarkan bantuan jika dia sendirian. Paling penting, jaga ekspresi. Kita seringnya orang Indonesia itu, lihat (orang lain) seluruh badan. Itu sebenrnya secara tidak langsung merundung bukan dengan kata tapi dengan tatapan. Biasa aja kalau ketemu mereka," tandasnya.