Tips Tangani Anak Sakit di Tengah Momen Liburan

Ilustrasi anak main pasir
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Lifestyle – Suasana libur Tahun Baru 2023 sudah begitu terasa saat ini. Setelah dua tahun lamanya tak bisa melakukan perjalanan ke sejumlah daerah atau luar negeri akibat pembatasan perjalanan seiring dengan kasus COVID-19 yang meningkat, akhirnya di tahun ini masyarakat mulai bisa menikmati libur akhir tahun mereka.

Berburu Promo Liburan Hemat di Garuda Indonesia Travel Festival 2024

Meski begitu, orang tua khususnya yang masih memiliki anak di bawah umur tetap harus memperhatikan sejumlah aspek-aspek penting agar liburan keluarga tetap aman dan nyaman. Salah satu yang perlu diperhatikan ketika ingin berlibur adalah mempersiapkan obat-obatan.

"Selalu menyiapkan termometer, obat demam, serta obat-obatan lain yang biasa dikonsumsi anak bila mereka rutin mengonsumsi obat tertentu," kata Spesialis Anak dari Bamed, Rista Harwita Putri, Sp.A dalam virtual conference, Kamis 15 Desember 2022.

Polisi Siapkan Contraflow Karena Diprediksi Terjadi Peningkatan Kendaraan Saat Libur Nataru

Ilustrasi liburan.

Photo :
  • U-Report

Bukan tanpa sebab, beberapa penyakit juga sering menyerang anak-anak pra dan pasca berlibur. Mulai dari demam, batuk, pilek hingga diare. Diungkap Rista, jika bila telah timbul gejala seperti demam, batuk, pilek, diare, muntah saat liburan maka orang tua dapat memberikan pertolongan pertama.

The Magic of Christmas Hadirkan Keseruan Natal, Ada Banyak Aktivitas Seru dan Menarik!

Bila anak demam, segera ukur suhu badan anak, berikan obat penurun panas sesuai dengan usia dan berat badan anak, kompres hangat badan anak, pakai pakaian tipis dan nyaman serta pastikan anak mau minum air putih yang banyak.

Bila anak batuk dan pilek, pastikan tidak ada kondisi gawat seperti napas sesak, bibir pucat, serta tarikan dinding dada. Anak yang sedang batuk pilek tidak boleh beraktivitas di tempat yang ramai dan butuh istirahat yang cukup.

Bila anak diare ataupun muntah, pastikan kebutuhan cairan anak tetap tercukupi. Dapat dilihat dari anak yang masih dapat makan dan minum meskipun dengan porsi lebih kecil. Tanda anak mulai kekurangan cairan yaitu mata yang cekung serta buang air kecil menjadi lebih pekat dan sedikit.

Selain itu, Rista juga mengungkap bahwa orang tua juga harus mengetahui beberapa tanda bahaya penyakit pada anak seperti demam tinggi terus menerus walaupun sudah diberikan terapi awal, ada kejang, anak susah dibangunkan, gelisah, sulit bernapas, pada bayi ubun-ubunnya menonjol/cekung, muntah/diare terus menerus, serta BAK berkurang.

"Apabila didapatkan gejala seperti ini selama anak liburan, maka anak harus segera diperiksakan ke dokter dengan menceritakan apa saja yang anak konsumsi dan pergi kemana saja. Karena hal tersebut dapat membantu dokter mencari penyebab sakit pada anak," kata dia.

Ilustrasi obat/vitamin.

Photo :
  • Freepik

Di sisi lain, Rista juga mennyarankan untuk memastikan tubuh anak yang ingin pergi berlibur dalam keadaan sehat. Untuk memastikan anak dalam keadan sehat, anak harus dapatkan asupan nutrisi bergizi seimbang dan cukup istirahat sebelum bepergian. Sehingga anak dapat berangkat berlibur dalam kondisi prima.

"Mengonsumsi makanan bergizi selama liburan, anak memerlukan zat gizi seimbang yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral dalam jumlah yang sesuai untuk menjaga daya tahan tubuhnya tetap baik," kata dia.

Selain itu, penuhi vaksinasi anak sesuai dengan jadwal sebelum berlibur. "Anak lebih dari 6 tahun juga sudah harus mendapatkan vaksinasi COVID," kata dia.

Kemudian, siapkan pakaian sesuai dengan lokasi dan daerah tempat berlibur. Hingga menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan menerapkan protokol kesehatan yang benar jika membawa anak ke tempat rekreasi yang ramai pengunjung.

"Bila anak masih belum bisa memakai masker dengan patuh/masih bayi, sebaiknya bawa anak berlibur bukan di tempat keramaian. Istirahat yang cukup selama liburan, orang tua perlu membatasi jam bermain dan mengatur waktu istirahat anak selama liburan. Waktu bermain dan istirahat yang seimbang membuat kekebalan tubuh anak tetap optimal," jelas dia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya