CDC Imbau Pakai Masker Lagi Usai Lonjakan Kasus COVID-19 di Los Angeles
- Pixabay
VIVA Lifestyle – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) kembali merekomendasikan pemakaian masker di Kota New York. Hal ini merujuk karena di Los Angeles terjadi peningkatan kasus COVID-19, dengan kabar banyaknya mutasi yang kembali menyeruak.
Dikutip laman People, beberapa komunitas di seluruh negara, termasuk New York City dan Los Angeles dinilai tinggi untuk tingkat penularan COVID-19. Tak heran, masker mungkin akan kembali dimasukkan dalam peraturan karena beberapa orang mengalami peningkatan kasus COVID-19 dan rawat inap. Scroll untuk info selengkapnya.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS memperingatkan bahwa lonjakan kasus COVID-19 baru-baru ini bisa cukup tinggi untuk memakai masker di dalam ruangan agar mencegah penyebaran virus. Menurut laporan mingguan dari agensi tersebut, beberapa tempat kini dinilai tinggi untuk tingkat COVID-19, termasuk Kota New York dan Los Angeles.
Awal bulan ini, pejabat kesehatan Kota New York mengirimkan pemberitahuan yang mendesak semua sekolah untuk kembali mewajibkan siswanya memakai masker, bahkan jika sudah divaksinasi. Dan pejabat Los Angeles mengatakan mereka berencana melakukan hal yang sama jika kasus COVID-19 terus meningkat.
Kembali pada bulan Februari, CDC membatalkan rekomendasi masker nasional mereka dan alih-alih menyerahkan keputusan kepada pemerintah daerah, hanya menyarankan mereka yang memiliki tingkat penularan COVID-19 tinggi untuk mempertahankan mandat masker. Badan kesehatan itu mengatakan mandat masker tidak lagi diperlukan untuk daerah dengan tingkat kasus rendah atau sedang.
"Kami ingin memberi orang istirahat dari hal-hal seperti memakai topeng ketika level kami rendah dan kemudian memiliki kemampuan untuk menjangkau mereka lagi," kata Direktur CDC Dr. Rochelle Walensky saat itu.
"Jika keadaan menjadi lebih buruk di masa depan, kami, sebagai CDC, akan terus mengikuti sains dan epidemiologi untuk membuat rekomendasi dan panduan kesehatan masyarakat,” sambungnya.
Sekarang, CDC telah memantau peningkatan signifikan penyakit pernapasan, termasuk COVID-19, flu, dan RSV, yang menyebabkan kekurangan tempat tidur rumah sakit dan obat-obatan di seluruh negara.
Data dari CDC mengungkapkan bahwa musim flu datang sebulan lebih awal dari biasanya. Rawat inap terkait flu belum setinggi ini di musim ini sejak pandemi flu babi H1N1 pada 2009. Maka dari itu, pakar menganjurkan untuk mengimbau masyarakat segera mendapatkan vaksinasi.
"Ini tidak biasa, tetapi kami keluar dari pandemi COVID yang tidak biasa yang benar-benar memengaruhi influenza dan virus pernapasan lainnya yang beredar," kata Lynnette Brammer, ahli epidemiologi dan kepala tim pengawasan influenza domestik CDC, mengatakan kepada The Washington Post.