Survei: Pandemi Pacu Pasangan Kreatif di Ranjang, Tapi Ogah Pakai Kondom
- Freepik/ijab
VIVA Lifestyle – Setelah melewati dua tahun masa pandemi, tentunya banyak yang berubah dari perilaku masyarakat Indonesia pada beragam aktivitas. Tak terkecuali pada pola hidup masyarakat urban terkait aktivitas seksual yang ternyata cukup rentan terhadap HIV/AIDS.
Imbauan untuk senantiasa menjaga kebersihan, menerapkan protokol kesehatan, dan menjaga jarak secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi bagaimana romansa para pasangan Indonesia. Bagi yang berpasangan dan jika tidak bisa menjaga romantismenya, tidak jarang justru menimbulkan adanya gesekan konflik dalam hubungan. Scroll untuk info selengkapnya.
“Faktor psikologis juga dapat memengaruhi fungsi dan performa seksual seseorang," ujar Psikolog, Inez Kristanti, M.Psi, dalam keterangan pers Durex, dikutip Senin 12 Desember 2022.
Sebuah riset dari Universitas Airlangga Tahun 2021 menyebutkan bahwa perubahan jadwal kerja yang signifikan saat pandemi selagi di rumah saja memberikan pengaruh besar pada perubahan perilaku seksual pasangan Indonesia. Ditambah lagi, pasangan Indonesia juga dihadapkan pada tantangan lainnya.Â
Mulai dari masalah terkait kesehatan mental, stabilitas keuangan, kesehatan fisik yang berdampak pada kualitas hubungan seksual. Di sisi lain, riset juga melihat bahwa para pasangan di Indonesia justru semakin eksploratif dalam menjawab kebutuhan mereka akan romantisme dan kebutuhan seksual selama beberapa waktu.Â
Aktivitas movie and chill, cuddling, dan staycation merupakan beberapa aktivitas yang mulai digandrungi pasangan Indonesia selama beberapa tahun ke belakang. Maraknya aktivitas tersebut dapat menjadi bukti bahwa pasangan di Indonesia menginginkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan keintiman mereka.
"Dengan kata lain, jika orang tersebut merasa aman dan nyaman ketika berhubungan, maka ini dapat membantu meningkatkan intimasi dan kedekatan emosional baginya dan pasangan. Inilah mengapa setiap pasangan perlu berkomitmen pada aktivitas seksual yang sehat dan bertanggung jawab," tambah Inez.
Sayangnya, survei Pleasure Gap Tahun 2022 oleh Durex yang mayoritasnya adalah pasangan menikah, menemukan bahwa 49,53 persen responden pasangan Indonesia menyatakan tidak setuju bahwa kondom perlu selalu digunakan.Â
"Adanya aktivitas seksual yang senantiasa meningkat selama dua tahun ke belakang yang kerap tidak terproteksi, tentunya merupakan aktivitas yang berisiko pada infeksi menular seksual (IMS) atau kehamilan yang tidak diinginkan," tulis survei tersebut.
Aktivitas populer tersebut merupakan tantangan-tantangan hebat yang muncul ketika berdiskusi mengenai topik seks berisiko yang didorong oleh aktivitas seperti staycation dan movie and chill. Salah satu dampak seks berisiko adalah penyakit menular seksual HIV/AIDS.
Di saat semakin terlihatnya peningkatan infeksi HIV tahunan dalam beberapa tahun terakhir, penyediaan akses yang sama untuk semua orang akan pencegahan, pendeteksian, dan pengobatan HIV/AIDS menjadi semakin penting. Guna mencegah penularan PMS, maka peran setiap pihak dibutuhkan dalam mengedukasi masyarakat akan pentingnya penggunaan alat kontrasepsi modern, kondom, dalam berhubungan seksual.Â
Kondom merupakan salah satu metode kontrasepsi modern yang dapat melindungi orang dari IMS, terbukti sangat efektif dalam mencegah HIV, dan mudah ditemukan di mana saja. Hal ini sejalan dengan temuan Durex’s Pleasure Gap Study yang menyatakan adanya persepsi aman dan terproteksi bagi para konsumen dalam hubungan seksualnya, secara angka 71,21 persen dari seluruh responden merasa terlindungi saat berhubungan seks menggunakan kondom.
"Apabila kita berkaca pada Durex Pleasure Gap Study yang baru-baru ini kami rilis, kami menemukan bahwa 59,81 persen dari total responden merasa bahwa pengalaman seksual mereka meningkat secara signifikan ketika pasangan mereka mengenakan kondom," ujar Healthcare Category Lead Reckitt Indonesia, Luki Febriyanti.
Bicara soal penyakit HIV/AIDS, tentunya tidak akan pandang bulu untuk menyerang siapapun yang bersikap ceroboh dalam aktivitas seksual mereka. Dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada 1 Desember, menanamkan pemikiran akan pentingnya seks yang aman dan terlindungi menjadi semakin krusial.Â
"Kami percaya bahwa perasaan terlindungilah yang membantu mereka menikmati hubungan seks tersebut. Di Reckitt, kami percaya bahwa seks yang menyenangkan dan aman should be made available for everyone, terlepas dari siapapun yang menikmatinya," pungkasnya.