Kemenkes: Penyakit Kanker Penyebab Kematian Kedua Tertinggi di Indonesia

Ilustrasi kanker usus besar
Sumber :
  • Eat This

VIVA Lifestyle – Menurut WHO, kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, menurut Profil Kesehatan Indonesia 2021, total kasus kanker mencapai 2.595.520 dengan beragam stadium hingga komplikasi yang dapat membebani biaya perawatan di rumah sakit.

Warga Banggai Gabung Berani Gaspoll, Siap Pilih Anwar Hafid di Pilgub Sulteng

"Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia dan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah penyakit kardiovaskuler,' ujar Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Medan, dr. Surya Syahputra Pulungan,M.Kes, dalam keterangan pers Murni Teguh Hospitals dan Elekta Indonesia. Scroll untuk simak artikel selengkapnya.

Pada 2019, angka kejadian penyakit kanker di Indonesia berada pada urutan 8 se-Asia Tenggara. Hal tersebut membuat kasus kematian akan semakin meningkat akibat kanker yang sebenarnya bisa dicegah.

Wahono-Nurul Akan Tingkatkan Fasilitas dan Layanan Kesehatan jika Terpilih Pimpin Bojonegoro

"Padahal, 43 persen kematian akibat kanker tidak akan terjadi apabila pasien rutin melakukan deteksi dini dan menghindari faktor risiko penyebab kanker," tutur Surya.

Ilustrasi Kanker

Photo :
  • Times of India
Teknologi Baru di Mandaya Royal Hospital, Mengurangi Beban Pasien Kanker

Saat ini, lanjut Surya, teknologi semakin berkembang pesat, terutama terkait penanganan kanker. Surya merujuk pada terobosan baru dalam pelayanan onkologi yang penting untuk pasien kanker melalui kerja sama antara Murni Teguh Hospitals dan Elekta Indonesia dengan hadirnya teknologi terdepan dalam radioterapi.

Terapi radiasi tersebut adalah pengobatan kanker yang menggunakan energi bertarget dosis tinggi untuk membunuh sel kanker dan mengecilkan tumor. Terapi radiasi paling sering menggunakan sinar-X maupun radioaktif serta partikel berenergi tinggi lainnya. 

"Kami juga berharap masyarakat tidak perlu lagi berobat ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan yang berkualitas karena layanan terbaik sudah tersedia di Indonesia," lanjutnya.

Sayangnya, Elekta Senior Vice President Asia Pacific Japan, Marco Lee mengatakan bahwa penyebaran teknologi radioterapi untuk kanker masih terbatas. Maka dari itu, dibutuhkan inovasi teknologi tepat agar mampu meningkatkan kualitas hidup pasien kanker.

"Dalam menghadapi kanker, penyebaran fasilitas onkologi secara merata sangatlah penting. Kami memiliki tanggung jawab untuk mendukung dan akan melakukan bagian kami dengan memberikan solusi inovatif baru untuk perawatan kanker. Dan kami bangga dapat mendukung Murni Teguh Hospitals dalam menghadirkan fasilitas pelayanan onkologi dengan teknologi terkini untuk pengobatan kanker di Indonesia," imbuhnya.

Jenis utama radioterapi adalah external beam radiation therapy (EBT) dan internal radiation therapy (brachytherapy). Teknologi terkini dari external beam radiation therapy (EBT) dan internal radiation therapy (brachytherapy) ada pada tehnik yang sangat lengkap, dari teknik sederhana sampai kompleks untuk menangani kasus kanker.

Inovasi itu agar mendapatkan hasil yang lebih akurat dan presesi dalam membunuh sel kanker dengan minimum dosis di organ at risk sehingga meminimalisir adanya efek samping jangka pendek atau pun jangka panjang. Teknologi teranyar itu diharapkan mampu berkembang hingga menekan angka kesakitan akibat kanker.

"Murni Teguh Hospitals merupakan rumah sakit dengan keunggulan pada bidang onkologi (kanker) dan kardiovaskuler sebagai fokus utama dan saat ini tengah melakukan pengembangan di bidang radioterapi. Ini selaras dengan program pemerintah yaitu transformasi teknologi kesehatan," kata Presiden Direktur PT Murni Sadar Tbk (MTMH), Dr. dr. Mutiara, MHA, MKT.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya