Berkaca Kasus Viral Kebaya Merah, Pakar: Tak Semua Gangguan Jiwa Kasat Mata

Video porno wanita kebaya merah
Sumber :
  • Twitter @ClaraYukii

VIVA Lifestyle - Kasus pornoaksi yang dikenal dengan sebutan 'Kebaya Merah' sempat menjadi viral dan ditonton dengan meluasnya video tersebut. Pihak kepolisian pun berhasil menangkap pemeran si Kebaya Merah dan mencatat ada indikasi kejiwaan lantaran sempat berobat ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ).

Siapa Sangka? Ngemil Bisa Jadi Obat Depresi, Ini Rahasianya!

Kepala Divisi Psikiatri Forensik Dept.Psikiatri FKUI-RSCM Dr. dr. Natalia Widiasih, SpKJ(K), MPd.Ked, mengatakan bahwa tidak semua indikasi gangguan kejiwaan dapat dilihat secara kasat mata, kecuali menunjukkan gejala yang dipahami orang awam dari Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Seringkali, tanda pada ODGJ yang mudah dilihat mulai dari tidak ada perawatan diri, berbicara sendiri, atau tidak bisa diajak diskusi. Scroll untuk info selengkapnya

"Yang paling sulit kalau masalah kejiwaan atau indikasi kejiwaan fluktuatif. Kasus Kebaya Merah, (pemerannya) ada gangguan bipolar," tuturnya dalam webinar, Kamis 8 Desember 2022

Polisi Bantah Remaja di Lebak Bulus Pembunuh Ayah dan Nenek Alami Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa yang terindikasi itu, kata Natali, tidak serta-merta menghilangkan hak dan kewajiban seseorang di mata hukum, tetapi memerlukan pendekatan yang tepat secara klinis maupun legal. 

Ilustrasi wanita stres.

Photo :
  • U-Report
ODGJ Berjilbab Bawa Pisau Gegerkan Gereja di Surabaya, Ini Fakta-faktanya

Psikiatri forensik merupakan cabang subspesialistik dari psikiatri yang menjawab kebutuhan sistem hukum untuk menganalisis kondisi psikologis seseorang dan memberikan penjelasan pada pihak yang berwenang, agar menjadi pertimbangan saat mereka mengambil keputusan di seluruh ranah hukum. 

"Ada nggak kondisi kejiwaan untuk dorongan libido dan kontrol perilaku seks (terindikasi) jadi terganggu gara-gara penyakitnya. Orang ini saat sadar, paham prostitusi nggak boleh, dia tahu tapi nggak bisa kendalikan tindakan. Tapi itu harus dibuktikan, misal saat kejadian (merekam aksi porno) dia sakit dan tidak dalam pengobatan. Bukti itu yang akan dilakukan untuk psikitri forensik," tuturnya.

Peran psikiatri forensik dalam masalah hukum mencakup pada hukum pidana, perdata dan administrasi. Contoh, pada kasus seorang ibu tunggal yang mengalami gangguan depresi sampai mendengar suara-suara halusinasi yang membuatnya membunuh ketiga orang anaknya.

Psikiater forensik akan menjelaskan bagaimana gangguan depresi yang sedemikian berat akan membuat ibu tersebut tidak bisa berpikir logis sesuai realita sehingga tidak bisa mengarahkan perilakunya sehingga dapat membantu dalam pembuatan putusan di pengadilan terkait layanan dan dukungan kesehatan jiwa yang dibutuhkan, bukan sekadar hukuman penjara.

"Biasanya nggak semua gangguan jiwa kasat mata. Orang itu seakan-akan bisa berfungsi (baik di masyarakat)," tambahnya.

Ilustrasi stres.

Photo :
  • Pixabay

Contoh lain pada kasus seorang pria bernama Rudolf yang terciduk di kamera sedang tersenyum usai membunuh rekan perempuannya sendiri. Padahal sebelumnya, sosok Rudolf dikenal sebagai seorang alim yang kerap membagikan hal-hal positif di kanal media sosialnya. 

"Tidak heran banyak aparat penegak hukum yang tidak menyadari saat mereka sedang berhadapan dengan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Kondisi kejiwaan juga merupakan sesuatu yang kompleks, multifaktorial, dinamis dan situasional,” jelas dr. Natalia.

Maka dari itu, dokter Natali menilai perbedaan ODGJ dengan orang sehat secara mental berdasarkan kontrol atau regulasi emosi yang ditunjukkan saat konflik muncul. Dengan regulasi emosi yang baik, maka seseorang tak akan dengan mudah tersinggung dan bertindak kriminal semaunya tanpa merasa ada beban.

"Indikasi mungkin ada masalah kejiwaan waktu moral atau value beda. Kontrol atau rem emosi, regulasi emosi mungkin terganggu. Mudah sakit dan saat sakit hati pada normal dan sosial beda seperti orang kebanyakan. Sakit hati langsung hubungi penyidik. Ada juga yang sakit hati tapi serahkan ke Tuhan biar dibales sama Tuhan. Itu tingkat moral orang. Ada juga yang easy going," tandasnya.

Ilustrasi stres.

Tak Cuma Picu Kanker, Terlalu Banyak Konsumsi Gula Bisa Sebabkan Depresi?

Pola makan tinggi karbohidrat olahan seperti gula dapat meningkatkan peradangan. Kondisi peradangan kronis dikaitkan dengan masalah kesehatan seperti gangguan metabolisme

img_title
VIVA.co.id
12 Desember 2024