Penderita Diabetes Boleh Makan Nasi Hingga Aerobik, Begini Pakem Hidup Sehatnya

Ilustrasi diabetes/cek gula darah.
Sumber :
  • Pexels/Polina Tankilevitch

VIVA Lifestyle – Menjaga pola makan jadi salah satu kunci penting dalam membantu kadar gula darah tetap seimbang, termasuk bagi diabetisi dalam menghindari bahaya lonjakan gula darah. Meski begitu, tak sedikit yang menganggap bahwa mengatur pola makan di era kekinian sangat sulit dengan berbagai godaan jajanan yang ada.

Faktanya, makanan dan minuman kekinian mengandung sangat tinggi gula, garam, dan lemak yang memicu berbagai bahaya penyakit kronis. Bagi diabetisi, asupan tersebut bisa memicu lonjakan gula darah yang berdampak pada kondisi tubuh yang lelah. Padahal, pola makan diabetisi sebenarnya cukup sederhana dengan satu aturan.

“Pengaturan pola makan menjadi poin penting pengendalian diabetes. Hal tersebut dapat terwujud dengan menerapkan 4J, yakni: Jenis makanan, Jumlah atau porsi makanan, Jadwal makan, dan Jurus masak," ujar dokter spesialis gizi klinik RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, dr. Diana Felicia Suganda, Sp. GK, M.Kes, dalam keterangan pers RSPI.

Ilustrasi diabetes.

Photo :
  • Pexels/Nataliya Vaitkevich

Menurut dokter Diana, penyandang diabetes masih boleh mengonsumsi karbohidrat, hanya saja jenis karbohidratnya harus dipilih dengan bijak. Begitupun dengan protein, sebaiknya pilih protein yang mengandung sedikit lemak. Jumlah atau porsi makan juga menjadi poin yang perlu diperhatikan dalam pengaturan makan. 

"Pilihlah karbohidrat kompleks dan alami seperti nasi, kentang, dan ubi. Hindari karbohidrat tepung dan mengandung gula," tambahnya.

Demi menjaga kadar gula darah tetap stabil sepanjang hari, Jadwal makan harus teratur, misalnya dengan tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan selingan. Jangan lupa, pilih Jurus masak yang tepat, hindari pengolahan makanan dengan digoreng. 

"Pengolahan makanan yang dianjurkan bagi penyandang diabetes adalah pengolahan dengan tumis, kuah, kukus, panggang, atau bakar,” ungkapnya.

Poin penting lain dalam mengendalikan diabetes adalah olahraga rutin. Anjuran WHO terkait total durasi aktivitas fisik untuk orang sehat berusia 18-64 tahun adalah 150 menit per minggu. Hal ini pun berlaku bagi para penyandang diabetes. 

Banyak manfaat berolahraga rutin bagi penyandang diabetes, antara lain: mengontrol kadar gula darah, meningkatkan sensitivitas insulin, memperbaiki profil lemak darah, menurunkan persentase lemak tubuh, menurunkan dan mengontrol tekanan darah, meningkatkan kekuatan otot, daya tahan otot, dan ruang gerak sendi, meningkatkan propioseptif, mencegah neuropati perifer, hingga meningkatkan kebugaran dan kualitas hidup.

Ilustrasi berolahraga/olahraga/berkeringat.

Photo :
  • Freepik/svetlanasokolova

“Gaya hidup tidak aktif merupakan faktor risiko penyakit diabetes," ujar dokter spesialis kedokteran olahraga yang berpraktik di Sport Medicine Injury and Recovery Center RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, dr. Antonius Andi Kurniawan, Sp. KO., dalam keterangannya.

Namun demikian, ada beberapa rambu yang perlu diperhatikan oleh para penyandang diabetes sebelum memulai berolahraga. Penyandang diabetes yang baru memulai olahraga dapat melakukan latihan aerobik dengan intensitas sedang seperti berjalan kaki atau sepeda statis yang dipadukan dengan latihan kekuatan otot. 

"Kombinasi aerobik dan latihan kekuatan otot dapat lebih bermanfaat dalam mengontrol kadar gula darah tetap stabil. Selain itu latihan fleksibilitas seperti Yoga dan pilates juga dapat dilakukan setiap saat," tambahnya.

"Jangan lupa berkonsultasi dulu ke dokter sebelum memulai olahraga, pastikan kadar gula darah tetap normal selama berolahraga, lakukan pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan setelah berolahraga. Pastikan juga asupan cairan cukup dan jangan memaksakan diri, berhentilah kalau sudah terlalu lelah," jelasnya.

Cara Ricky Harun Menjaga Kesehatan, Kombinasi Antara Suplemen Propolis dan Olahraga Rutin

Selain pengaturan pola makan dan olahraga rutin, penyandang diabetes juga dianjurkan melakukan pemantauan kadar gula dan kondisi tubuhnya secara berkala. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pemeriksaan kadar gula darah dan fungsi ginjal rutin, pemeriksaan foto fundus mata setiap tahun, sebagai pencegahan komplikasi pada mata. 

Hal penting lainnya adalah memantau kondisi kaki, apabila ada luka, segera tangani. Lakukan pemeriksaan USG Doppler apabila terasa nyeri pada kaki. Hal ini berguna untuk mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut atau penyakit kaki diabetes yang dapat berujung pada amputasi.

Menggali Potensi Pecatur Indonesia Melalui Turnamen Catur yang Semakin Diminati
BayrunforCharity 2024

Keren, Ajang Lari Ini Kumpulkan Rp3,2 Miliar untuk Penyediaan Air Bersih di Pelosok Indonesia

BayrunforCharity 2024 digelar di Plaza Timur Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Minggu 17 November 2024 dengan tema lingkungan yang menyoroti pentingnya akses air bersih.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024