Waspadai, Sering Kembung dan Tak Nafsu Makan Tanda Kanker Ovarium Mengintai

Ilustrasi kanker ovarium.
Sumber :
  • U-Report

VIVA LifestyleKanker ovarium mengancam perempuan di dunia. Minimnya informasi dan pengetahuan masyarakat mengenai kanker ovarium, dibandingkan kanker payudara ataupun kanker serviks yang termasuk kanker pada perempuan, menjadi salah satu penghambat upaya deteksi dini dan pencegahan lebih awal.

Teranostik Digital, Terobosan dalam Penanganan Kanker di Indonesia

Padahal kanker ovarium merupakan penyebab kematian nomor 8 akibat kanker pada perempuan di seluruh dunia. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Bukan tanpa alasan, kanker ovarium kerap terlambat dideteksi lantaran gejala awalnya yang tidak khas. Meski, pada umumnya kanker ovarium tidak disertai gejala pada stadium awal.

TikTokers Shella Selpi Lizah Meninggal karena Kanker Ovarium, Ini 8 Penyebab yang Harus Diwaspadai

"Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi PTM mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain pada kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus dan hipertensi. Kanker naik dari 1,4 persen (Riskesdas 2013) menjadi 1,8 persen (Riskesdas 2018)," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan Dr. Eva Susanti, S.Kp.,M.Kes, dalam konferensi pers Astrazeneca dan Kementerian Kesehatan Kampanye 10 Jari, baru-baru ini.

Ilustrasi kanker ovarium.

Photo :
  • U-Report
Kanker Ovarium Renggut Nyawa Shella Selpi Lizah, Kenali Gejalanya

Menyikapi permasalahan kanker tersebut, maka pemerintah menerapkan strategi penanggulangan penyakit kanker dengan menggunakan strategi 4 pilar, yaitu promosi kesehatan, perlindungan khusus, deteksi dini, dan penanganan kasus, termasuk layanan paliatif seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 71 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular. 

"Di Indonesia, kanker ovarium berada di peringkat 3 dari sisi insiden dan tingkat kematian," imbuh dr. Eva.

Kementerian Kesehatan RI menggaungkan Kampanye 10 Jari untuk mengenal faktor risiko dan deteksi dini kanker ovarium.

Angka “10” yang tercantum dalam “Kampanye 10 Jari” merupakan salah satu cara untuk mengedukasi masyarakat tentang enam faktor risiko dan empat tanda kanker ovarium.

Wanita terkena kanker ovarium.

Photo :
  • U-Report

Yang termasuk ke dalam enam faktor risiko tersebut antara lain:

1. Memiliki riwayat kista endometrium
2. Memiliki riwayat keluarga dengan kanker ovarium dan atau kanker payudara
3. Mutasi genetik (misalnya BRCA)
4. Paritas rendah
5. Gaya hidup yang buruk
6. Pertambahan usia

Sedangkan 4 tanda kanker ovarium yang patut diwaspadai, yakni:

1. Sering kembung
2. Nafsu makan berkurang
3. Sering buang air kecil
4. Nyeri panggul atau perut. 

"Ketika didalam keluarga atau kita punya faktor risiko yang enam itu, kemudian ada lagi gejala yang match empat. Wah, matching nih. Waspada, pemikiran dalam otak kita 'Saya harus mencari pertolongan' untuk memeriksa apakah mengarah ke kanker ovarium," kata Dokter Spesialis Onkologi - dr. Oni Khonsa, Sp.OG, Subsp. Onk, dalam kesempatan yang sama.

Daneen bocah 19 bulan derita Kanker Ovarium

Bayi Usia 19 Bulan Didiagnosis Derita Kanker Ovarium, Kok Bisa?

Bayi usia 19 bulan di Malaysia bernama Daneen Auni Riksi gemparkan dunia karena didiagnosis menderita kanker ovarium, sebuah penyakit yang umumnya dialami wanita dewasa

img_title
VIVA.co.id
14 Oktober 2024