Mengupas Fakta Tentang Nikotin vs TAR

Ilustrasi merokok.
Sumber :
  • U-Report

VIVA LifestyleNikotin dan TAR adalah dua bahan kimia dalam rokok yang masih sering disalahpahami tentang dampaknya bagi para perokok. Lantas, manakah yang lebih berbahaya bagi kesehatan?

Arvindo Sebut Penerapan Kemasan Polos Bikin Rugi Industri Rokok Elektronik

Ahli Toksikologi dan Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (UNAIR), Shoim Hidayat, mengatakan nikotin adalah senyawa kimia organik yang dikategorikan sebagai alkaloid dan ditemukan pada tanaman tertentu, seperti kentang, terong, tomat dan tembakau.

Namun, sumber nikotin yang paling tinggi konsentrasinya terdapat pada tembakau. Efek konsumsi dari nikotin dapat berupa adiksi atau ketergantungan. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Guru Besar Unpad Paparkan Hasil Riset Produk Tembakau Alternatif bagi Kesehatan Gusi

“Ketagihan nikotin berkaitan dengan mental, efeknya menyenangkan seperti tidak stres, lega, dan lebih fokus. Hal ini ada kaitannya dengan pelepasan hormon dopamin dalam tubuh,” tutur Shoim kepada media.

Ilustrasi merokok.

Photo :
  • Dok. Istimewa
Soal Kemasan Polos Tanpa Merek, Pelaku Industri Rokok Elektronik Sebut Picu Efek Domino Negatif

Sementara itu, lanjut Shoim, TAR adalah partikel kimia yang dihasilkan dari rokok yang dibakar. Partikel ini terdiri dari ribuan senyawa kimia berbahaya yang bersifat karsinogenik atau dapat memicu kanker.

Jika dibandingkan dengan nikotin, kandungan TAR dalam rokok yang dibakar bersifat racun dan dapat mempengaruhi kinerja organ dalam tubuh, seperti paru-paru dan jantung.

Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR yang merupakan hasil dari pembakaran rokok, mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker.

Rokok elektrik model Podstick

Photo :
  • ist

Dari sekitar 7000 bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok, 2000 di antaranya terdapat pada TAR.

“Sebagai antisipasi, perokok aktif bisa mengurangi bahaya TAR dengan beralih ke produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik atau produk tembakau yang dipanaskan. Tidak ada proses pembakaran dan TAR pada produk tersebut karena hanya dipanaskan serta menghasilkan uap air (aerosol),” lanjut Shoim.

Shoim melanjutkan menurut berbagai penelitian berbasis profil risiko, produk tembakau yang dipanaskan mampu meminimalisasi risiko kesehatan dibandingkan rokok berkat penerapan sistem pemanasan dalam penggunaannya.

Ilustrasi merokok.

Photo :
  • U-Report

Produk ini memiliki profil risiko 90% lebih rendah daripada rokok. Dengan fakta tersebut, produk ini merupakan salah satu opsi bagi perokok dewasa yang ingin mengurangi bahaya rokok bagi kesehatan.

“Risiko kesehatan yang ditimbulkan lebih rendah karena efek toksiknya bergantung pada kadar bahan kimia,” pungkas Shoim.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya