Hal ini yang Pengaruhi Terjadinya Cedera Bahu Saat Olahraga
- Planetfitness
VIVA Lifestyle – Cedera bahu sangat lazim dalam olahraga yang melibatkan ekstremitas tingkat tinggi. Cedera dan nyeri bahu merupakan masalah besar pada atlet, seperti pelempar baseball dan softball atau bola tangan, bola voli, kriket, dan pemain tenis.
Insiden cedera bahu pada olahraga di tubuh bagian atas bervariasi antara 0,2/1.000 jam dan 1,8/1.000 jam. Proporsi rata-rata atlet yang melaporkan penurunan sedang atau berat mingguan dalam volume latihan atau performa olahraga, atau ketidakmampuan total untuk berpartisipasi dalam olahraga karena masalah bahu adalah 5% pada pemain bola voli pria dan wanita sekolah menengah dan 12% pada pria elit senior pemain bola tangan. Hingga 36% pemain bola tangan wanita elit senior juga melaporkan nyeri bahu di awal pramusim. Scroll selanjutnya ya.
Cedera tentunya tidak dapat terhindarkan ketika seseorang melakukan aktivitas fisik yang cukup berat. Ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya cedera bahu saat berolahraga yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Faktor intrinsik bisa disebabkan karena sebelumnya pasien juga pernah memiliki riwayat nyeri bahu dengan atau tanpa cedera bahu. Kemudian, rentang gerak dan fleksibilitas bahu juga dapat berpengaruh pada resiko cedera. Kondisi otot yang lemah serta ketidakseimbangan juga akan menyebabkan cedera ketika ada aktivitas berat di bagian bahu. Selin itu, faktor intrinsik yang menyebabkan terjadinya cedera bahu seperti diskinesis scapular, indeks massa tubuh, jenis kelamin, dan tingkat bermain atau berolahraga.
Sedangkan faktor eksternal yang menyebabkan cedera bahu bisa disebabkan oleh posisi seseorang di lapangan, banyanknya jumlah pertandingan atau latihan yang menyebabkan kondisi otot bahu kelelahan, serta beban latihan atau pertandingan yang terlalu berat.
Ketika mengalami cedera bahu, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
“Sebisa mungkin jangan diabaikan. Semakin cepat didiagnosis, semakin cepat pula tingkat kepulihan,” ungkap dr. Grace dalam RSPI Media Discussion di kawasan Jakarta Selatan, Rabu 30 November 2022.
“Di rumah sakit, dokter akan menggali riwayat terjadinya cedera baru melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Kita mau diagnosa pasti dengan MRI. Selanjutnya hasilnya akan dioper ke dokter ortopedi. Jika harus dioperasi, nanti kita lakukan tindakan,” sambung dr. Grace.