Minim Efek Samping, Ahli Sebut Obat Ini Paling Bagus untuk Diabetes
- Freepik
VIVA Lifestyle – Bagi diabetisi, penyandang diabetes, memilih pola makan seimbang dan gaya hidup sehat merupakan dasar dalam mencegah perburukan kondisi hingga muncul komplikasi. Kendati begitu, mengonsumsi obat untuk menstabilkan gula darah juga dianjurkan sebagai langkah menjaga kondisi tubuh tetap bugar meski didiagnosa positif.
Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) Prof Dr. dr. Ketut Suastika SpPD-KEMD, mengatakan bahwa pemilihan obat harus disesuaikan dengan kondisi diabetisi saat itu. Namun, dokter Suastika mengatakan, salah satu obat yang cukup sering digunakan oleh diabetisi untuk pertama kali adalah metformin. Scroll untuk info selengkapnya.
"Biasanya obat ini pertama kali (dipakai) pasien diabetes yang 70 persen tanpa komplikasi," kata dokter spesialis penyakit dalam itu, di acara konferensi pers Sanofi dan Perkeni, Jakarta, Rabu 30 November 2022.
Dokter Suastika menambahkan bahwa obat metformin terbukti membantu menjaga kadar gula darah bagi diabetisi yang kondisinya masih sehat, dalam artian dengan tidak memiliki penyakit penyerta lainnya. Bahkan, efeknya setelah dikonsumsi akan membantu menjaga berat badan tetap ideal, di mana kondisi itu sangat bermanfaat bagi diabetisi.
"Obat paling bagus karena efeknya sedikit, bisa turunkan berat badan juga sedikit, menjaga terhadap efek samping komplikasi tadi. Murah juga (harganya). Hampir seluruh dunia untuk pasien diabetes tanpa komplikasi, ini pilihan utama," tambahnya.
Namun, dokter Suastika menegaskan bahwa sifat metformin berbeda jauh dengan insulin yang diberikan secara injeksi atau suntik pada pasien diabetes. Keduanya, kata dokter Suastika, saling melengkapi satu sama lain sehingga kondisi pasien akan lebih terjaga dan terhindar dari komplikasi yang membahayakan.
"Tidak bisa dibandingkan insulin. Prinsip dasar obat oral tidak bisa mempan maka gunakan insulin. Insulin hanya pada pasien gawat atau komplikasi yang harus masuk RS. Insulin tidak bisa disamakan (dengan metformin). Semua saling melengkapi di dalam pengobatan diabetes," jelasnya.
Dokter Suastika menambahkan bahwa kematian pada pasien diabetes lebih banyak dipicu oleh komplikasi yang dialami. Ada pun komplikasi tersebut cenderung mengarah pada pembuluh darah dan jantung sehingga berakibat fatal.
"Kematian pada pasien-pasien diabetes lebih banyak disebabkan komplikasi, terutama kardiovaskular yaitu jantung, stroke, dan ginjal. Itu paling sering sebabkan kematian," tambahnya.