Benarkah Virus HIV Dapat Ditularkan di Kolam Renang?
- io9
VIVA Lifestyle – Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
Berbicara mengenai HIV, penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Perlu diketahui, HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik. Terkait dengan HIV sendiri masih banyak informasi yang diterima di masyarakat bahwa HIV bisa ditularkan di kolam renang.
Hal ini menyusul dengan temuan di tahun 1988 di mana pemberitaan yang menyebut adanya penularan HIV bisa terjadi di kolam renang.
Dilansir dari Washington Post, kronologi peristiwa ini terjadi berawal pada kecelakaan yang menimpa seorang perenang saat itu. Kepalanya terbentur dan berdarah saat dia sedang menceburkan dirinya ke kolam renang. Kemudian, dia pun didiagnosis HIV.
Kejadian tersebut membuat orang sempat percaya bahwa HIV bisa ditularkan melalui air di kolam renang. Nah, sebenarnya benarkah jika kita berenang bersama penderita HIV penyakitnya bisa menular?
Terkait hal itu, Ketua 2 Perhimpunan Dokter Peduli AIDS Indonesia (PDPAI), DR. dr. Evy Yunihastuti, Sp.PD-KAI menjelaskan bahwa sebenarnya virus HIV berada di darah, di cairan mani, di cairan vagina dan ASI, tentu lewat toilet tidak ada cairan tersebut.
"Pipis dari urin tidak ada virus HIV apalagi kalau misalnya dalam kolam renang yang volume airnya begitu banyak tentu tidak mudah hidup," kata dia dalam virtual media briefing, Rabu 30 November 2022.
Lebih lanjut, diungkap oleh Evy bahwa virus HIV tidak mudah hidup di luar tubuh manusia. HIV sendiri membutuhkan tempat untuk dapat hidup dimana tempat tersebut ada di limfosit sel darah manusia.
"Jadi HIV itu kan human immunodeficiency virus butuh, limfosit sel darah manusia untuk dapat hidup. Begitu keluar dari tubuh manusia enggak lama (bertahan hidup) maksimal 4 jam sudah mati dan sudah tidak menularkan ke orang lain," kata dia.
Evy juga menjelaskan bahwa pada prinsipnya, jika ada darah yang keluar dari tubuh pasien dengan HIV maka dianggap virus HIV itu tidak ditularkan.
"Prinsipnya kalau tidak ada darah misalnya dari urin tidak ada darah yang keluar, batuk yang tidak ada darahnya, itu dianggap tidak ada virus HIV-nya," kata dia menjelaskan.