Mutasi Varian COVID-19 Masih Mengancam, Vaksin Booster Digencarkan
- Pixabay
VIVA Lifestyle – Beberapa waktu terakhir, kasus COVID-19 di Indonesia mengalami kenaikan. Hal ini salah satunya disebabkan oleh munculnya varian baru XBB yang berawal di Singapura.
Meski mengalami kenaikan, namun angkanya tak terlalu signifikan dan terjadi hanya di beberapa kota besar saja. Meski demikian, masyarakat tetap diminta waspada dengan terus menerapkan 3M dan vaksinasi booster.
Koordinator Riset Inovasi Agro, Farmasi dan Pariwisata, Â Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang mewakili Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Leni Rosylin, SPi, MSi., mengatakan bahwa di Indonesia, status COVID-19 mengalami peningkatan di lima kota.
Lima kita tersebut di antaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan ada pula Bengkulu yang mengalami kenaikan kasus 16 persen, dari 57 kasus menjadi 127 kasus. Sementara itu, tingkat kematian atau fatality rate juga masih tinggi terutama di kelompok usia lansia.
"Yang tinggi itu merupakan lansia yang belum divaksinasi sama sekali, ada sekitar 9 persen, 4,7 persen sudah divaksin dua kali," kata Leni saat Seminar Publik “Dukung Vaksinasi Booster, Bangkit Indonesiaku Sehat Negeriku", di Jakarta belum lama ini.
Leni menambahkan, untuk menuju ke arah pandemi yang lebih terkendali, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Yaitu, kita kita perlu terus melakukan pemantauan transmisi COVID-19 beserta subvariannya dengan terus melakukan 3T (Tracing, Testing, dan Treatment).
"Dalam hal ini KPCPEN juga terus mendukung Kemenkes dan organisasi lintas sektor dalam menggencarkan vaksinasi dosis lengkap dan booster hingga mencapai target dari WHO, mengupayakan agar penggunaan PeduliLindungi diintensifkan kembali di masyarakat, mempersiapkan fasilitas kesehatan dan logistik jika terjadi lonjakan kasus serta melakukan monitoring dan evaluasi PPKM secara berkala," ujarnya.
Di sisi lain, terkait dengan virus yang terus bermutasi, ahli epidemiologi Universitas Indonesia, Dr. Pandu Riono, MPH., Ph.D  mengatakan bahwa dalam menghadapi wabah penyakit menular, kita hanya  harus menghindari penularan tersebut dengan ProKes dan menekan dampak penularannya dengan vaksinasi yang dapat meningkatkan imunitas.
"Apabila imunitas penduduk sudah terpenuhi (dapat diandalkan dan ditingkatkan cakupannya) melalui vaksinasi booster terutama bagi penduduk yang sangat rawan, maka pandemi akan terkendali dengan baik dan kita bisa mengakhirinya," kata dia.
Sejak kasus COVID-19 merebak di Indonesia pada Maret 2020, USAID berperan aktif membantu Indonesia dalam menanggulangi COVID-19 di Indonesia.
Acting Director Kantor Kesehatan USAID Indonesia, Daryl Martyris mengungkap bahwa USAID memuji pemerintah Indonesia atas penanganannya terhadap pandemi global dan khususnya atas pencapaiannya terkait jutaan masyarakat yang telah di vaksinasi dan terus mengupayakan cakupan vaksinasi dan booster yang lebih tinggi.
Dalam seminar publik ini, USAID didampingi JHCPP juga turut memberikan penghargaan kepada 10 Kepala Daerah yang berasal dari daerah fokus kegiatan program Breakthrough ACTION for COVID-19 atas upaya percepatan peningkatan vaksinasi COVID-19 melalui Program USAID Breakthrough ACTION for COVID-19.
Kesepuluh kepala daerah itu antara lain di Provinsi Riau: Kabupaten Kampar, dan Kota Dumai, Provinsi Jawa Timur: Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Pasuruan, Provinsi Kalimantan Barat: Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Sulawesi Selatan: Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Sinjai, Provinsi NTT: Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan.