Kehamilan Picu Varises Kaki Hingga Vagina, Dokter Ungkap Alasannya
- U-Report
VIVA Lifestyle – Varises tak sekadar mengganggu penampilan tapi juga membahayakan kondisi kesehatan dalam jangka panjang, namun tak semua memahami hal tersebut. Terlebih, kondisi itu sendiri dapat terjadi karena hal-hal tak terduga seperti pada kehamilan yang mana varises bisa timbul di area kewanitaan.
Varises secara medis disebut insufisiensi vena kronis, di mana gangguan aliran darah dari pembuluh darah abnormalitas fungsi sistem vena yang disebabkan inkompetensi katup vena, dengan atau tanpa disertai kerusakan aliran vena. Scroll untuk simak artikel selengkapnya.
Intinya, dinding pembuluh darah sudah rusak sehingga membuat munculnya tanda seperti urat yang timbul, yang mana kerap dikenali orang awam sebagai varises.
"Kejadiannya karena katupnya (dinding pembuluh darah) udah rusak. Rusak terjadi begitu saja. Dalam arti lain, bentuk anatomi sudah berubah," ujar dokter spesialis bedah subspesialis bedah vaskular konsultan yang berpraktik di RS Pondok Indah dr. Febiansyah Kartadinata Rachim, Sp. B, Subsp. BVE (K), dalam acara media, di Jakarta.
Pada kondisi kerusakan tersebut, varises bisa timbul di berbagai organ. Kecenderungan varises sendiri timbul di bagian kaki dengan urat yang tampak menonjol. Namun, varises sendiri dapat timbul di area lain karena pembuluh darah mengalir di seluruh tubuh sehingga kerusakan katupnya dapat muncul dimana pun
"Varises itu ada kerusakan katup. Posisi ada di mana aja mau di kaki, tangan, vagina, penis pada laki-laki atau di payudara atau di leher, pipi dimana saja bisa terjadi. Namun pada umumnya kebanyakan di kaki. Kenapa di vagina bisa? Balil lagi penyebabnya apa. Harus ada pemeriksaan lebih lanjut. Jadi bisa nyambung pada varises saat kehamilan," tutur dokter Febiansyah.
Pada kondisi kehamilan, dokter Febiansyah menuturkan bahwa katup bisa mengalami kerusakan akibat aliran darah yang terhambat. Hambatannya itu terjadi karena ada tekanan dari janin di bagian perut hingga area kewanitaan sehingga varises pada muncul di berbagai area itu.
"Kehamilan, balik lagi karena ada beban di perut. Vena utama ada di lipatan paha. Kalau lagi hamil pasti ketekan venanya. Alirannya ketahan dan terbendung, itu bikin varises. Jika ada bayinya di atas (paha), ya ada varises di atas (paha)," kata dia.
Sama pula halnya dengan kondisi wasir, di mana hal tersebut merupakan varises yang muncul di area anus. Lagi-lagi, banyak orang yang tak memahami kondisi tersebut dibanding kondisi varises pada kaki yang terlihat lebih umum pada wanita hamil.
"Hamil jadi perut buncit, ada janin yang menahan. Jadi aliran darah yang mau ke atas dari kaki, ada hambatan. Kaki besar juga gejala varises saat hamil," ujar dokter Febiansyah.
Kondisi dinding pembuluh darah yang rusak ini bisa semakin diperparah pada beberapa faktor risiko seperti berat badan berlebihan, merokok, serta riwayat keluarga. Pada perokok, zat-zat karsinogenik yang terkandung di dalamnya dapat merusak lapisan dinding pembuluh darah bagian dalam.
"Akhirnya katup-katupnya bergesekan dengan aliran darah, jadi nggak bagus. Riwayat keluarga juga, kalau masih satu garis besar kemungkinan besar terjadi varises," tuturnya.
Faktor risiko lain seperti kehamilan, usia tua, konsumsi alkohol, pemakaian sepatu hak tinggi, hingga sering males gerak alias mager. Pada kondisi katup yang rusak ditambah faktor risiko tersebut, maka seseorang patut mewaspadai gejala varises yang mungkin muncul seperti pelebaran pembuluh darah vena di kaki atau juga bengkak di kaki.
"Yang udah hamil urat-urat kelihatan itu varises. Jadi kebanyakan kalau ternyata nggak ada bakat riwayat keluarga (varises), begitu melahirkan varieses hilang dengan catatan katup pembuluh darah masih bagus," ujar dokter Febiansyah.