Anak Mendadak Lumpuh Selama 2 Pekan, Bahaya Polio Mengintai

Ilustrasi penderita polio
Sumber :
  • Instagram

VIVA Lifestyle – Bahaya polio kini mengintai ratusan anak di Indonesia dengan dampak virus yang menyerang saraf hingga memicu kelumpuhan. Maka dari itu, pencegahan meluasnya kasus polio dilakukan dengan survei pada 200 kediaman di Aceh agar kejadian luar biasa (KLB) dapat dihentikan.

Meutya Hafid Sebut Anak-anak Bisa Terpapar Judi Online Lewat Game di HP

Pakar WHO Indonesia menegaskan bahwa satu kasus polio yang dilaporkan di Aceh membuat para surveilens bergerak cepat. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Bukan tanpa alasan, polio harus dicegah sejak dini agar tak menulari sehingga memberi dampak membahayakan mulai dari demam, nyeri, pegal, hingga lumpuh layu akut.

Judi Online Merajalela! Jakarta Timur Jadi Sorotan, Remaja Jadi Korban: Solusi, dan Peran Orang Tua

"Untuk kita bisa dukung upaya eradikasi polio, ada kegiatan surveilence akut paralisis (SAP). Kita butuh bantuan petugas kesehatan, puskesmas, posyandu, bantuan klinik swasta kalau menemukan anak usia bawah sampai 15 tahun yang mengalami lemes layu dan terjadi mendadak 1-14 hari, untuk dilaporkan," ujar NPO Surveilance-WHO Indonesia, dr Musthofa Kamal MSc, dalam live instagram Dinkes DKI Jakarta, Selasa 22 November 2022.

Ilustrasi anak mendapatkan vaksin polio

Photo :
  • Antara/REUTERS/Parwiz
Lebih dari 50 Persen Orang Indonesia Alami Masalah Gigi dan Mulut, Terbanyak Karies pada Anak

Dokter Kamal melanjutkan bahwa eradikasi atau pemberantasan polio telah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir sehingga tak pernah ada lagi laporan kasusnya.

Sayangnya, satu laporan kasus yang muncul di Aceh membuat upaya pemerintah terpatahkan.

Menurut dokter Kamal, para orangtua patut mewaspadai kondisi lumpuh layu tersebut agar nantinya diperiksa untuk mencegah meluasnya kasus.

"(Lumpuhnya) tidak disebabkan trauma kecelakaan dan kekerasaan, mohon dilaporkan kepada puskesmas terdekat. Supaya nanti bisa ambil spesimen tinja, fungsinya untuk membuktikan bahwa kasus lumpuh itu bukan karena polio. karena kita udah mau eradikasi, memusnahkan virus polio. Kita harus sensitif kalau ada lumpuh layu akut," jelasnya.

Pemeriksaan pada pasien yang mengalami lumpuh layu akut dilakukan di laboratorium untuk memeriksa spesimen tinja. Dengan diagnosa dini, diharapkan polio bisa dicegah karena hingga saat ini belum ditemukan obat untuk mengatasinya.

"Belum ada obat untuk polio, antivirus khusus polio. Tetapi, terapinya adalah supportif dan simptomatik. Kalau demam ya obat demam, terapi fisoterapi medis. Jadi memang kita harus hati-hati dan upaya melindungi anak-anak di sekitar kita supaya tidak kena polio karena belum ada obatnya," tandasnya.

Adapun pada awal November 2022 ditemukan satu kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh berdasarkan penelusuran RT-PCR. Sehingga kemudian pemerintah Kabupaten Pidie menerapkan Kejadian Luar Biasa Polio tingkat Kabupaten Pidie.

Pasien berusia 7 tahun 2 bulan dengan gejala kelumpuhan pada kaki kiri. Anak mulai merasa demam di tanggal 6 Oktober kemudian tanggal 18 Oktober masuk RSUD TCD sigil.

Pada tanggal 21 sampai 22 Oktober dokter anak mencurigai polio dan mengambil dua spesimen dan dikirim ke provinsi. Kemudian tanggal 7 November hasil RT-PCR keluar hasil konfirmasi polio tipe 2.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya