Dokter Sebut Obat COVID-19 Ini Bikin Gula Darah Melonjak Picu Diabetes

Diabetes
Sumber :
  • Eat This

VIVA Lifestyle – Tak sedikit yang mengaitkan COVID-19 dengan dampak kesehatan lainnya, termasuk penyakit diabetes. Salah satu penyakit kronis ini dinilai dapat muncul pada seseorang yang pernah mengidap COVID-19 sehingga dianggap menjadi penyebab diabetes pada penyintas COVID-19.

Terpopuler: Keluarin di Luar Kenapa Masih Bisa Hamil? Ngantuk Parah Usai Makan Siang Tanda Diabetes?

Faktanya, belum ada penelitian rinci dan pasti akan sebab dan akibat dari COVID-19 dan diabetes. Pada penemuan pasien COVID-19 dengan diabetes ini, kasusnya kerapkali terkait pada penyakit bawaan yang tak pernah disadari oleh pasien sebelumnya dan baru terlihat ketika dirawat saat terdiagnosa COVID-19. Scroll selanjutnya.

"Penyebabnya satu, karena bisa jadi pasien itu gak tahu punya gula. Pas kena COVID-19, periksa ke dokter, dicek gulanya tinggi. Awalnya ada diabetes tapi gak sadar," ujar dokter spesialis penyakit dalam, Dr. dr. Fatimah Eliana Taufik, Sp.PD, K-EMD, FINASIM, dalam acara World Diabetes Day 2022 bersama Diabetasol, Kamis 10 November 2022.

Mengantuk Parah Setelah Makan Siang, Tanda Diabetes?

Virus Corona atau Covid-19.

Photo :
  • Times of India

Dokter Fatimah melanjutkan, kemungkinan saat pasien COVID-19 didiagnosa dan dirawat, pemeriksaan medis lengkap dilakukan secara menyeluruh sehingga terlihat hasil gula darahnya. Di sisi lain, penyebab munculnya diabetes pada pasien COVID-19 juga tak terhindarkan dari obat-obatan yang diminum untuk meredakan gejala tanpa resep dokter.

Gejala Awal Diabetes dan Pilihan Menu Makan untuk Menurunkan Kadar Gula Darah

"Bisa juga karena obat-obatan. Obat-obatan COVID kadang pasien denger dari tetangga dan temen. (Jenis) Steroid memang obat antiradang untuk radang tenggorokan. Pada pasien punya bakat (diabetes), gulanya naik. Jadi bukan karena COVID-19 tapi awalnya sudah ada gula dan baru ketahuan atau dari obat-obatan yang diberi pasien COVID yang memicu gula naik," kata Fatimah.

Apabila pasien menderita diabetes pasca COVID-19 sembuh, maka diberi terapi sesuai anjuran dokter. Namun, dokter Fatimah tak menampik banyak penyintas COVID-19 yang juga bisa lepas dari jeratan gula darah tinggi sehingga dianjurkan mencegah munculnya diabetes di kemudian hari melalui gaya hidup sehat.

"Pada saat COVID-19 saja diberikan terapi, dia diabetes. Banyak juga yang jadi tidak diabetes. Tapi harus jaga pola makan seumur hidupnya," ujarnya.

Ilustrasi diabetes.

Photo :
  • vstory

Penyandang diabetes di Indonesia hingga kini terus meningkat, bahkan pada tahun ini penyakit yang tidak bisa disembuhkan ini berada di urutan kelima terbanyak di dunia menurut International Diabetes Federation (IDF). Data statistik menunjukan, 1 dari 11 orang dewasa di Indonesia rentang usia 20-79 tahun merupakan penyandang diabetes dan terus diprediksi meningkat

"90 persen gaya hidup kurang sehat, kurang olahraga. Ada juga faktor lain misal lingkungan, polusi, bisa pengaruhi diabetes walau perannya kecil. Genetik, infeksi, obat-obatan, masih banyak lagi penyebab diabetes," katanya.

Gula darah terkontrol adalah kunci bagi diabetesi agar tetap dapat beraktivitas lancar. Dokter Fatimah juga menyebutkan meskipun gula darah sudah terkontrol, bukan berarti diabetes sudah terhindar dari diabetes dan komplikasinya. 

"Diabetes itu tidak bisa disembuhkan tapi dicegah dan jika sudah terdiagnosis harus dijaga supaya tidak memburuk ataupun terjadi komplikasi. Maka mengontrol dan menjaga gula darah tetap normal adalah hal wajib bagi seluruh diabetesi, selain memperhatikan juga gaya hidup. Pahami gejalanya supaya bisa terdiagnosis sejak awal,” ujar dokter Fatimah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya