Picu Kanker Paru, Dokter: Vape Tanpa Nikotin Itu Bohong

Vape atau rokok elektrik.
Sumber :
  • Unicare Clinic

VIVA Lifestyle – Kanker paru masih menjadi penyakit yang menggerogoti masyarakat Indonesia dengan menempati peringkat pertama sebagai jenis kanker yang paling banyak dialami laki-laki. Mirisnya, kanker paru sudah terbukti berkaitan dengan kebiasaan merokok yang seolah sulit dilepas oleh kaum adam, bahkan sejak usia muda.

Genjot Penerimaan Negara, Pemerintah Sesuaikan Harga Jual Eceran Rokok Cegah Downtrading

"Kanker paru adalah jenis kanker yang angka kejadiannya paling tinggi pada laki-laki di Indonesia dengan 95 persen kanker paru akibat lingkungan serta gaya hidup, dan kebiasaan merokok, dalam hal ini Indonesia menempati posisi nomor satu dalam jumlah perokok laki-laki dewasa di dunia, serta polusi sekitar yang tinggi," ujar Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FINASIM, FACP, dalam webinar Selasa 8 November 2022.

Dalam hal ini, banyak klaim yang menyebut rokok elektrik atau vape meminimalisir risiko tersebut. Faktanya, Pengurus Pusat YKI, Prof. dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K) menegaskan bahwa risiko pemakaian vape dan rokok konvensional sama besarnya terhadap kanker paru.

Bea Cukai Kudus Musnahkan Rokok dan Miras Ilegal Senilai 7,72 Miliar Rupiah

Rokok elektrik atau vape.

Photo :
  • pixabay/LindsayFox

"Vape sama risikonya dengan rokok," kata dokter yang bekerja di Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu.

Bahas Aturan Kemasan Rokok Tanpa Merek, Kemenkes Janji Rangkul Seluruh Stakeholder

Elisna tak menampik banyaknya klaim bahwa risiko kanker paru dapat dihindari karena vape tak mengandung nikotin. Elisna menegaskan bahwa itu sebuah kebohongan publik yang menyebut tak adanya nikotin di dalam vape. Parahnya, vape juga mengandung zat berbahaya lainnya yang turut memicu kanker.

"Bohong vape tanpa nikotin. Sama aja, Departemen saya melakukan penelitian dan (hasilnya) sama (berisiko picu kanker paru)," imbuhnya.

Ilustrasi kanker paru-paru.

Photo :
  • U-Report

Zat-zat di dalam vape, kata Elisna, sama berbahayanya untuk mengiritasi saluran pernapasan. Iritasi itu lah, yang terpapar terus menerus di saluran napas, memicu radang hingga muncul sel kanker tanpa disadari.

"Kalau orang lagi vape, di sekelilingnya seperti 'fogging', sama saja (risikonya)," ucap Elisna.

Elisna setuju dengan fakta yang disebutkan Prof Aru, kanker paru dikaitkan dengan dugaan paling utama dari merokok. Bahan di dalamnya berupa karsinogen yang memicu sel kanker dalam waktu puluhan tahun. Elisna menganjurkan agar niat berhenti merokok harus dikuatkan demi tubuh yang lebih sehat.

"Mencegah lebih bagus dari mengobati," kata Elisna menegaskan.

Ilustrasi/Petani tembakau di Jawa Timur

Asosiasi Pedagang Kelontong Tolak Rancangan Permenkes Soal Kemasan Rokok Polos

Asosiasi Pedagang Kelontong menolak rencana penyeragaman kemasan rokok tanpa identitas merek, sebagai salah satu aturan yang tertera pada Rancangan Peraturan Menteri Kese

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024