WHO Laporkan Ada Lebih dari 300 Subvarian Omicron yang Beredar, Kenali Gejala Barunya
- ANTARA/Shutterstock
VIVA Lifestyle – Di saat kehidupan perlahan kembali normal usai ancaman COVID-19, para ahli memperingatkan bahwa pandemi ini belum berakhir. Terlebih dengan kehadiran varian Omicron yang sangat menular.
Meskipun varian Omicron hanya menyebabkan infeksi ringan, namun mutasi COVID-19 ini memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi dibandingkan dengan strain lain dari SARS-CoV-2, penyebab virus corona. Scroll untuk informasi selengkapnya.
Dilansir HealthSite, Selasa 8 November 2022, dalam laporan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa saat ini ada lebih dari 300 subvarian Omicron yang beredar di seluruh dunia. Dari 300 lebih strain ini, 95 persen adalah subvarian BA.5, sementara 20 persen di antaranya adalah subvarian BQ.1.
Sejak awal pandemi, para ahli telah menjelaskan mengenai beberapa gejala yang dapat ditimbulkan dari infeksi ini. Selama 2 tahun terakhir, gejala-gejala ini telah mengalami beberapa perubahan.
Namun yang banyak menjadi pertanyaan adalah, bagaimana cara membedakan strain ini atau bagaimana cara mengetahui varian COVID-19 mana yang telah menginfeksi Anda.
Gejala klasik Omicron
Beberapa gejala klasik atau umum dari varian COVID-19 Omicron antara lain, batuk terus-menerus yang berkembang menjadi batuk kronis atau bronkitis, kelelahan ekstrem, sakit kepala, demam disertai menggigil, pilek, tenggorokan gatal dan nyeri otot.
7 gejala baru Omicron
Karena jumlah subvarian dari Omicron bertambah pesat, WHO telah mengungkap 7 gejala baru yang dapat membantu Anda mengindentifikasi strain ini, di antaranya kedinginan dan batuk, tenggorokan gatal, pilek, demam, sakit kepala, kelelahan dan bronkitis.