Jangan Lengah COVID-19 Belum Berakhir, Pakar Imbau Lakukan Vaksinasi

Ilustrasi obat COVID-19.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Lifestyle – Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sudah menyatakan bahwa masa kedaruratan COVID-19 akan segera berakhir. Meski demikian, hal itu belum terjadi di Indonesia.

Kasus KLB Meningkat di Kalangan Anak Sekolah, IDAI Ingatkan Pentingnya Vaksinasi

Ahli Epidemiologi dr. Iwan Ariawan, MSPH, mengatakan bahwa dalam dua minggu terakhir terjadi peningkatan kasus COVID-19 lagi di Indonesia. Meski kenaikannya jauh lebih kecil dibanding gelombang Delta dan Omicron.

Namun, angka kenaikan yang tidak terlalu tinggi ini juga dipengaruhi oleh jumlah tes yang rendah. "Artinya, kasus yang ada tidak diketahui masyarakat lebih banyak lagi," kata Iwan saat media briefing 'SIAP Lanjutkan ProKesnya, SIAP Lengkapi Vaksinasinya', Senin 7 November 2022.

Kasus DBD Melonjak, Ahli: 50 Persen Kematian Usia 5-14 Tahun

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.

Photo :
  • pexels/Edward Jenner

Iwan melanjutkan bahwa penyebab terjadinya kenaikan saat ini karena adanya subvarian baru XBB, BQ1 dan lainnya.

Hebat! Pria Ini Bantu Ratusan UMKM di Tabalong Bebas dari Rentenir, Begini Caranya

Ada enam kebijakan yang dikeluarkan WHO berdasarkan rekomendasi para pakar untuk mengakhiri COVID-19, di antaranya melakukan vaksinasi dan tetap menerapkan prokes.

Namun sayangnya, masih ada kesenjangan dalam vaksinasi di Indonesia. Data terbaru dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada September 2022 menunjukkan bahwa dari total 210 juta orang di Indonesia yang telah menerima vaksinasi COVID-19, hanya 43,967,085 yang sudah melengkapi dosis vaksinasi. Pada kelompok lansia, hanya 6,698,254 yang sudah melengkapi dosis vaksinasi.

Masih banyak kelompok masyarakat yang belum terwakili dan mendapatkan akses vaksinasi karena hambatan sosial, budaya dan ekonomi, seperti lansia, masyarakat adat, agama, dan pekerja seni budaya. Selain itu, tantangan lain yang masih harus diperhatikan adalah adanya hambatan akses dan suplai vaksinasi.

Mendukung kesiapan pemerintah dalam pelaksanaan vaksinasi, termasuk meningkatkan akses dan penerimaan vaksin bagi seluruh populasi yang memenuhi syarat, mengatasi keraguan, dan melawan mis-informasi serta dis-informasi mengenai vaksin, program Breakthrough ACTION for COVID-19, sejak Desember 2021 telah melakukan kampanye SIAP (Semangat Dapat Vaksinasi Lengkap) yang  telah melibatkan berbagai pihak dari pemerintah Nasional, Daerah dan masyarakat, khususnya masyarakat rentan seperti lansia, masyarakat adat, masyarakat budaya dan masyarakat umum di beberapa kabupaten.

“Banyak pembelajaran yang dapat diambil ketika kami melakukan kampanye SIAP yang telah berhasil menjangkau lebih dari 167 juta populasi dan melahirkan ribuan agen perubahan di pelaksanaan Program  Vaksinasi ini. Keberhasilan yang dihadapi di lapangan, merupakan hasil kerja bersama dengan keterlibatan  dan komitmen para pimpinan nasional, daerah serta tokoh masyarakat, turut mengambil peran yang sangat penting atas kesuksesan pelaksanaan vaksinasi baik di nasional maupun di daerah,” ujar Communication Team Leader Breakthrough ACTION for COVID-19 program Dian Rosdiana.

Ilustrasi vaksin COVID-19.

Photo :
  • Pexels/Maksim Goncharenok

Iwan menambahkan, vaksinasi sangat berpengaruh terhadap kekuatan antibodi terhadap keparahan infeksi COVID-19. Dia menjelaskan, jika dibandingkan kadar antibodi, terjadi peningkatan pada kelompok penduduk yang sudah vaksin dosis 1, yakini 16,82 persen

Ketika diberikan lagi dosis 2, kadar antibodinya meningkat lagi menjadi 18,52 persen. Peningkatan yang lebih banyak lagi, hampir tiga kali lipat, terjadi ada penduduk yang sudah booster.

"Kadar antibodinya 44,96 persen, kenaikannya dua kali lipat dibanding dosis 2," tambah Iwan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya