Muncul Gejala Diabetes Ini di Kaki, Bisa 20 Kali Berisiko Kena Amputasi
- Pexels/EVG photos
VIVA Lifestyle – Diabetes adalah kondisi seumur yang menyebabkan kadar gula darah seseorang menjadi sangat tinggi. Kondisi kronik ini sering tidak disadari selama bertahun-tahun karena gejalanya sulit dikenali pada awal.
Namun, seperti semua kondisi kronik, ada skala keseriusannya, jadi perubahan tidak biasa apapun tidak seharusnya diabaikan.
Masalah kaki adalah tanda dari diabetes. Masalah kaki serius adalah ketika kerusakan pada kaki Anda berarti itu membutuhkan perhatian darurat.
Menderita diabetes artinya Anda lebih berisiko mengalami masalah kaki serius, dan ini bisa memicu amputasi.
Faktanya, seseorang dengan diabetes 20 kali berisiko mengalami amputasi, demikian peringatan Diabetes UK dilansir laman Express.
Satu tanda masalah kaki adalah paresthesia, juga dikenal sebagai sensasi kesemutan atau ditusuk jarum, kata badan kesehatan itu.
Masalah kaki lain yang juga harus diwaspadai meliputi:
- Nyeri (terbakar)
- Sakit tumpul
- Kulit lembut yang berkilau di kaki
- Bulu rontok di kaki
- Kaki bengkak
- Kaki tidak berkeringat
- Luka atau goresan yang tidak sembuh
- Kram di betis saat beristirahat atau berjalan
Menurut Diabetes UK, Anda harus menemui dokter jika mendapati beberapa dari perubahan di atas.
Lantas, seberapa besar angka kejadian masalah kaki? Menurut riset yang dipublikasikan di BMJ, penyakit kaki mempengaruhi hampi 6 persen orang dengan diabetes.
Masalah yang umum dilaporkan meliputi infeksi, koreng, atau kerusakan jaringan kaki. Riset itu menyatakan bahwa hanya sebagian dari persentase orang yang mengalami masalah kaki harus menjalani amputasi.
Antara 0,03 persen hingga 1,5 persen pasien dengan diabetes yang mengalami amputasi.
"Sebagian besar amputasi dimulai dari luka yang bisa dicegah dengan perawatan kaki yang baik dan skrining untuk menilai risiko komplikasi kaki," kata riset BMJ.
BMJ menyatakan bahwa kaki diabetes bisa dicegah dengan kendali glikemik yang baik, pemeriksaan kaki rutin, alas kaki yang benar, edukasi pasien, dan rujukan awal untuk lesi pra-ulseratif.
Kendali glikemik adalah dasar dari mengendalikan diabetes tipe 2 dan penting untuk pencegahan komplikasi diabetes jangka panjang.
Respons glikemik terhadap makanan adalah efek bahwa makanan pada kadar gula darah (glukosa) setelah konsumsi. Makanan karbohidrat tertentu dipecah dengan cepat oleh tubuh dan menyebabkan kenaikan gula darah yang cepat.
Makanan seperti itu, yang berperingkat tinggi dalam indeks glikemik, harus sebisa mungkin dimakan dalam jumlah yang tidak berlebihan.