Ketahui 3 Penyebab Jantung Koroner pada Anak Muda dan Cara Pencegahannya
- Eat This
VIVA Lifestyle –  Banyak anak muda sering tak mencemaskan penyakit jantung karena menganggap diri mereka masih terlalu muda untuk bisa menderita penyakit mematikan ini.
Padahal yang terbaik adalah penyakit jantung yang bisa diwaspadai atau sedini mungkin. Melansir NIH, di Amerika Serikat rata-rata usia pasien pertama kali terkena serangan jantung akibat ateroklerotik (timbunan kolesterol di dinding arteri koroner jantung) memang adalah 65 tahun.
Jumlah penderita penyakit jantung di bawah usia 40 tahun ditemukan meningkat. Selama beberapa dekade terakhir, penuaan telah ditetapkan sebagai salah satu faktor risiko terbesar serangan jantung, biasanya memengaruhi pria berusia 50 tahun ke atas dan wanita 65 tahun ke atas.
Namun sekarang, orang berusia 20-an, 30-an, dan 40-an tahun dilaporkan lebih sering menjadi korban serangan penyakit kardiovaskular tersebut. Data ini dapat menjadi peringatan bahwa populasi muda atau orang dewasa muda memiliki risiko untuk menderita penyakit jantung Koroner anak muda.
Viva melansir dari YouTube VDVC Health dalam program sesi tanya dokter fitOne bersama dr. Ronaldi, spesialis pembuluh darah dan jantung dari Rumah Sakit OMNI Pekayon akan membahas banyak hal mengenai Jantung Korener anak muda sebagai berikut.
Keluhan Jantung Koroner
- Nyeri Dada (Angina), keluhan tidak nyaman di dada kiri, bisa juga menyebar ke dada kanan atau bahkan sampai ke belakang. Bisa juga menyerupai penyakit nyeri di ulu hati atau yang disebut maag.
- Sesak Napas, rasa berat saat menarik atau menghela napas
- Keringat dingin
- Gangguan-gangguan lain pada dada
Faktor risiko penyakit jantung koroner faktor risiko apa yang bisa menyebabkan seseorang menderita jantung koroner? Simak penjelasannya berikut ini:
1. Faktor Usia
Faktor risiko yang pertama adalah usia. Pada usia yang lebih tua atau pada usia lanjut faktor risiko terkena jantung koroner sangat tinggi.
2. Jenis kelamin
Biasanya yang berjenis kelamin wanita faktor risiko terkena jantung koroner akan lebih rendah daripada pria. Tapi jika sudah mencapai usia di atas 50 tahun atau menopause faktor risikonya akan sama dengan pria untuk mengalami jantung koroner.
3. Kurang olahraga
Kurangnya melakukan olahraga dan bergerak juga menjadi salah satu faktor risiko terkena jantung koroner.
Alasan Anak Muda Dapat Terkena Penyakit Jantung Koroner
Seperti yang diketahui, jantung koroner ini umumnya diderita oleh orang yang sudah berusia tua atau usia lanjut. Namun, belakangan ini banyak diderita oleh para anak muda, mengapa demikian? Simak penjelasan di bawah ini:
1. Perubahan dan gaya hidup
Makanan yang dimakan sehari-hari kurang bergizi atau sehat, misalnya seperti junk food, makan-makanan yang tinggi kolesterol dan kandungan garam. Sehingga kadar kolesterol dalam darah tinggi sekali, menyebabkan hipertensi terjadi tekanan darah tinggi dan pembuluh darah pada jantung tersumbat.
2. Kurang olahraga
Saat ini, mungkin kebanyakan anak muda jarang melakukan olahraga karena kesibukan mereka. Padahal olahraga itu sangat penting karena dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner.
3. Perokok aktif
Biasanya juga karena gaya hidup yang tidak sehat seperti menjadi perokok aktif. meningkatkan risiko terkena jantung koroner bagi para anak muda.
Cara Agar Terhindar dari Penyakit Jantung Koroner
1. Rajin Olahraga
Tentu kita harus rajin menjalani gaya hidup yang sehat seperti melakukan olahraga agar tubuh tetap bugar dan tidak terjadi penumbatan dalam pembuluh darah.
2. Kurangi makanan berlemak
Kamu Bisa juga dengan mengurangi asupan makanan yang mengandung lemak tinggi seperti makanan siap saji dan junk food.
3. Hindari Merokok
seseorang menyadari kebiasaan merokok atau menjadi aktif karena kemungkinannya sangat tinggi terkena jantung koroner akibat rokok.
4. Kelola Stress
Kita harus bisa mengelola stres dengan baik karena stres yang berlebihan dapat menimbulkan suatu kejadian jantung koroner yang tinggi.
Penyakit jantung koroner bisa diindikasi dengan melakukan pemeriksaan rekam jantung (elektrokardiografi), tes treadmill atau tes jantung. Lalu dilanjutkan dengan CT Scan Coroner jika memang diperlukan. Namun, jika terjadi gangguan yang signifikan dan suatu hal terjadi di pembuluh darah, maka akan dilakukan pemasangan ring pada jantung.