Perkembangan Pasien Pengguna Obat Gangguan Ginjal Akut Fomepizole Terus Membaik

Obat gangguan ginjal akut injeksi, Fomepizole 1,5 ml
Sumber :
  • Kemenkes

VIVA Lifestyle – Juru bicara Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), dokter Syahril mengatakan bahwa, penggunaan Fomepizole menunjukkan 95% pasien anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menunjukkan perkembangan yang terus membaik, artinya efikasinya baik dalam memberikan kesembuhan.

100 Orang dirawat di RSCM Lantaran Judi Online, Menkes Minta Masyarakat Lakukan Ini

“Dan kita cukup beruntung saat ini ada 246 vial fomepizol yang sudah ada di Indonesia dimana sebagian besar atau 87% nya adalah donasi gratis dari negara lain,” jelas dokter Syahril. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Sudah sebanyak 17 rumah sakit di 11 provinsi yang mendapatkan distribusi Fomepizole. Kemenkes melalui Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan akan mendistribusikan obat tersebut sesuai yang dibutuhkan kepada seluruh rumah rujukan tingkat provinsi di Indonesia.

Kemenkes dorong Produksi Obat dalam Negeri agar Tak Bergantung Produk Impor

Sebelumnya telah diberitakan, obat gangguan ginjal akut injeksi, Fomepizole 1,5 ml, dalam bentuk vial telah tiba di Indonesia pada Sabtu dini hari, 29 Oktober 2022 lalu. Sebanyak 200 vial didatangkan dari Jepang yang merupakan donasi dari PT Takeda Indonesia.

Obat gangguan ginjal akut injeksi, Fomepizole 1,5 ml

Photo :
  • Kemenkes
Kadin Dorong Kemenkes Kaji Ulang Aturan soal Kemasan Rokok Polos

Fomepizole akan langsung dikirim ke instalasi Farmasi Pusat. Obat tersebut keluar langsung dari bandara pukul 2 dini hari WIB pada Sabtu 29 Oktober 2022 lalu, setelah melewati proses di bandara.

Pertimbangan pemberian Fomepizole karena adanya perbaikan kondisi pasien setelah diberikan terapi pengobatan Fomepizole, ini membuktikan pengobatannya efektif menyembuhkan dan mengurangi perburukan gejala.

“Kami sampaikan tidak ada komersialiasi obat-obatan oleh Kemenkes, tetapi semata mata hanya untuk menyelamatkan anak anak,” ungkap dokter Syahril.

Kedua WHO sudah mengindikasikan penyebab gagal ginjal karena EG DEG dan lainnya, dan fomepizole menjadi opsi antidot. Jadi bukan berdasarkan asumsi semata.

“Terakhir kita bisa lihat kasus sejak 18 oktober sudah turun (sejak dikeluarkannya SE Dirjen Yankes yang meminta tenaga kesehatan dan apotik untuk tidak memberikan obat dalam bentuk sirop kepada masyarakat). Kenaikan jumlah kasus krn telatnya pelaporan (sebagian besar kasus bulan agustus dan September),” ucap dokter Syahril.

Sebelumnya telah diketahui 10 dari 11 pasien gangguan ginjal akut yang mengkonsumsi obat sirup yang diduga tercemar senyawa kimia tertentu berangsur membaik kondisinya setelah diberi obat ini selama dalam perawatan di rumah sakit rujukan RSCM.

Tiga orang anak sudah tidak membutuhkan ventilator dan 1 orang sudah dipulangkan. Bisa disimpulkan bahwa obat ini (Fomepizole) memberikan dampak positif untuk pengobatan pasien gangguan ginjal akut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya