Bukan Cuma Tremor, Ini Gejala Parkinson yang Perlu Diketahui dan Cara Mencegahnya
- U-Report
VIVA Lifestyle – Dokter Zicky Yombana, Sp. S mengatakan, Parkinson atau Parkinson’s disease adalah penyakit sistem saraf pusat yang menyerang otak. Penyakit ini akan menyebabkan ketidak seimbangan zat kimia di dalam otak yang disebut dopamin dan asetilkolin.
Seperti dikutip dari laman Rumah Sakit Mitra Keluarga, perkiraan insidensi penyakit Parkinson secara kasar per tahunnya adalah 15 per 100.000 penduduk dengan prevalensi (populasi yang memiliki karakteristik) 18-328 per 100.000.
Sebuah studi di Amerika Serikat mengkonfirmasi bahwa ras Asia memiliki insidensi penyakit Parkinson yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan ras hispanik, kulit putih, dan afrika, yaitu sebesar 11,3 per 100.000 penduduk dalam satu tahun.
Gejala Parkinson
Dokter Zicky menjelaskan, gejala Parkinson berkembang secara bertahap, dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “TRAP” yang diartikan sebagai Tremor, Rigiditas, Akinesia dan Postural Imbalance.
“Tremor, kemudian Rigiditas dapat menyebabkan pergerakan pasien dan wajahnya menjadi lebih kaku, Akinesia dapat menyebabkan gerakan pasien menjadi lambat dan Postural Imbalance menyebabkan gangguan keseimbangan,” ujar Zicky dikutip dari kanal YouTube Kata Dokter, Kamis 3 November 2022.
Dia mengatakan bahwa intensitas tremor pada pasien penderita Parkinson disebut sebagai Resting Tremor, yaitu tremor yang terjadi saat otot-otot sedang mengalami relaksasi atau istirahat. Pada tremor ini, getaran anggota tubuh, khususnya tangan atau kaki, lebih terasa saat istirahat.
“Biasanya kalau pasien melakukan suatu kegiatan maka tremornya akan berkurang. Dan kalau ditanya seberapa sering tremor dialami dan seberapa parah, itu tergantung berapa lama Parkinson ini terjadi dan apakah obat yang dikonsumsi sudah cocok,” jelasnya
“Misalnya untuk meredakan gejala tremor, maka yang akan diberikan obat khusus tremor,” sambungnya
Penyebab Parkinson
Penyebab penyakit ini dikarenakan menurunnya produksi dopamine dalam otak akibat kematian sel saraf di dalam substantia nigra. Nah, dengan menurunnya produksi dopamine tersebut selanjutnya akan mengganggu sirkuit kelistrikan saraf di dalam ganglia basal, terutama yang mengendalikan gerakan tubuh.
“Namun penyebab nya ini juga masih banyak teorinya, tapi yang paling jelas Parkinson adalah penyakit degeneratif, jadi penyakit ini dipengaruhi oleh faktor usia. Meskipun tidak menutup kemungkinan Parkinson muncul pada usia yang lebih muda,” ungkapnya
Mencegah Parkinson
Untuk mencegah Parkinson, Dokter Zicky menyarankan agar kita tetap menjaga pola hidup sehat dan mengkonsumsi antioksidan yang tinggi. Hal ini, kata dia, dapat mencegah terjadinya penyakit Parkinson.
“Tapi, kembali lagi penyakit ini adalah penyakit degeneratif, jadi semua dapat mengalaminya. Nah untuk menyembuhkannya sebetulnya masih belum pasti, tapi untuk mencegah keparahannya ini tentu bisa diupayakan,” jelasnya
Selain itu, untuk mencegah Parkinson ia juga menyarankan agar masyarakat tidak terlalu sering mengkonsumsi makanan berbahan pengawet dan makanan-makanan junk food. Sebab kata dia itu dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan otak lebih cepat.
“Saya sarankan untuk konsumsi makanan antioksidan seperti buah apel, kiwi atau ikan-ikan segar,” kata dia
Pengobatan Parkinson
Terakhir ia menekankan bahwa obat untuk penyakit Parkinson bukan untuk menyembuhkan, melainkan hanya untuk mengurangi gejala dan mencegah keparahan penyakit. Selain obat, saat ini pasien penderita Parkinson juga dapat melakukan terapi Deep Brain Stimulation.
Deep Brain Stimulation adalah prosedur bedah saraf yang bertujuan untuk meletakkan perangkat medis yang disebut neurostimulator (semacam baterai) ke dalam otak untuk mengontrol keseimbangan zat kimia tersebut.