Sangat Direkomendasikan, Cara Ini Ampuh Cegah Kanker Serviks

Ilustrasi sakit perut
Sumber :
  • Pexels/sora shimazaki

VIVA Lifestyle – Infeksi Human Papillomavirus (HPV) menjadi penyebab utama munculnya kanker serviks pada tubuh para wanita. Infeksi tersebut dapat terjadi pada segala usia baik remaja maupun dewasa. Tetapi, kasus tertinggi dialami oleh remaja dalam rentang usia 15-19 tahun. 

Polisi Tangkap Penyalur Pekerja Migran Ilegal, Sudah Beraksi Sejak 2020

Infeksi virus HPV sering kali tidak memiliki gejala khusus, sehingga banyak wanita yang tidak menyadari adanya virus tersebut dan gagal menanganinya sehingga memicu kanker serviks. Scroll untuk info lengkapnya.

Di sisi lain, kanker serviks menjadi kanker dengan insiden dan penyebab kematian tertinggi kedua setelah kanker payudara. Indonesia mencatat 36.633 kasus baru dan 21.003 kematian akibat kanker serviks pada 2020. Angka ini menunjukkan terdapat 88 kasus baru dan lebih dari 50 kematian akibat kanker leher rahim setiap hari di Indonesia. Demikian menurut Data Observasi Kanker Dunia, Globocan, 2020.

Motif Pelaku Pembunuhan Wanita Tanpa Kepala di Muara Baru Jakarta Utara

Untuk mencegah kanker serviks, bisa dimulai dari pemeriksaan infeksi HPV dan pemberian vaksinasi HPV sebagai penangkal berkembangnya virus tersebut di dalam tubuh. Vaksin HPV dapat melindungi dari HPV tipe 6,11,16,18. HPV tipe 16 dan 18 merupkan penyebab 70 persen kanker serviks di seluruh dunia. Sedangkan HPV tipe 6 dan 11 menyebabkan kutil kelamin.

ilustrasi organ intim/vagina.

Photo :
  • Pixabay/pexels
Terkuak, Pelaku Pembunuhan dan Mutilasi Wanita di Muara Baru Tukang Jagal Sapi

Vaksin HPV akan membentuk antibodi di dalam tubuh yang kebal dengan virus tersebut sehingga tidak akan menyebabkan kanker serviks atau kutil kelamin.

“Sebelum memahami konsep vaksinasi sebagai upaya pencegahan infeksi sebuah penyakit, masyarakat harus memahami alasan di balik vaksinasi itu sendiri. Tidak bisa dipungkiri bahwa kelompok masyarakat yang belum divaksinasi di Indonesia masih cukup besar,” jelas dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Vaksinolog, dalam acara Kelas Jurnalis ‘Melindungi Perempuan, Melindungi Generasi Penerus Bangsa’, di Jakarta, Rabu 2 November 2022.

“Orang yang tidak divaksinasi harus sakit atau terinfeksi dahulu, baru memiliki antibodi. Tentu ini bukan hal yang diinginkan. Sebaliknya, orang yang sudah divaksinasi lengkap akan memiliki kekebalan optimal sehingga terhindari dari penyakit termasuk kanker serviks," sambung dia.

Saat ini, vaksin HPV sudah tersedia di banyak rumah sakit dan klinik, baik jenis bivalen maupun quadrivalent. Dalam upaya mencegah diri dari kanker serviks, masyarakat sangat dianjurkan untuk proaktif berdiskusi dengan tenaga medis dan memastikan perlindungan maksimal dari vaksin yang didapatkan.

Sayangnya, masih banyak orang yang takut untuk melakukan pemeriksaan HPV karena berbagai stigma dan mitos yang beredar di masyarakat seperti takut dicap suka ganti pasangan. Padahal, memiliki satu pasangan pun tetap berpotensi tertular HPV apabila pasangannya terlebih dahulu terpapar virus tersebut.

Ilustrasi Kanker

Photo :
  • Times of India

Padahal, HPV juga bisa ditularkan melalui kegiatan non-seksual. Virus HPV juga dapat ditularkan melalui toilet umum yang banyak dipakai orang. Selain itu, faktor genetik juga berpengaruh termasuk ibu hamil dapat menularkan virus HPV kepada anaknya saat persalinan.

"Ada laporan penelitian tahun 2016, sekitar 11 persen bayi yang terinfeksi HPV dari ibunya saat persalinan. Walaupun bukan berarti bayi ini jadi sakit kanker serviks, tapi dia tetap terifeksi (HPV). Poinnya adalah bahwa virus HPV ini ditularkan tidak hanya lewat hubungan seksual saja tetapi bisa timbul karena non-seksual," kata dokter Dirga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya