Kemenkes: Pasien Diabetes Berisiko Besar Terinfeksi TBC
- vstory
VIVA Lifestyle – Kementerian Kesehatan mencatat, saat ini kasus tuberculosis (TBC) di Indonesia sebanyak 301 kasus insidens per 100 ribu penduduk, dan angka kematian sebesar 34 orang per 100 ribu penduduk.
Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara penyumbang kasus TBC terbesar di dunia setelah India. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Bukan tanpa alasan, insiden TBC kerap terjadi lantaran penularan tinggi seiring kepadatan penduduk di beberapa wilayah di Indonesia.
Sebab, penularan kuman TBC akan lebih mudah berkembangbiak ketika banyak host (manusia) disertai imunitas yang rendah.
"(Kasus TBC tinggi di) Pulau Jawa, beberapa daerah di pulau Sumatera dan Sulawesi. Kalau ada 1 kasus di sana, harus aware dan harus melakukan investigasi kontak," ujar Ketua Tim Kerja TBC dan ISPA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr. Tiffany Tiara Pakasi, MA, dalam The SDGs National Seminar Series: Sinergi Nasional dalam Katalisasi Pencapaian SDGs 2030 Menuju Indonesia Sehat, Berdaya, dan Lestari, Senin 31 Oktober 2022.
Tiffany menuturkan bahwa penularan TBC berlangsung dari orang sakit ke tidak sakit, yang besar dipengaruhi juga lingkungan sehingga makin padat seiring dengan tingginya penularan.
Makanya, daerah padat di Indonesia kasusnya lebih tinggi. Ditambah, faktor ketidakpatuhan terhadap konsumsi obat mengakibatkan pemulihan TBC tidak optimal yang berujung pada kasusmya yang masih tetap tinggi.
"Minum obat harus 6 bulan kalau kumannya belum kebal. Di tengah perjalanan ada momen dia (pasien) nggak ngerasa sakit. Untuk meningkatkan kepatuhan jadi berat. Ini yang harus diperkuat dari support sistem sekitarnya," tambahnya.
Belum lagi, berbagai penyakit penyerta lainnya membuat kuman TBC kian rentan berkembangbiak. Maka dari itu, pemberian TPT menjadk salah satu langkah untuk mencegah orang ILTB yang berisiko untuk berkembang menjadi sakit TBC positif. Namun, hal ini cukup sulit dilakukan.
"Minum obat TBC untuk yang sakit, sudah tantangan buat nakesnya. Buat pasien juga. Apalagi, ini obat diminum orang sehat lebih menantang lagi. Ada persepsi, 'kan saya ngga sakit kenapa disuruh minum obat'," kata Tiffani.
Sejatinya, tujuan pemberian TPT adalah untuk mencegah terjadinya sakit TBC sehingga dapat menurunkan beban TBC. Termasuk pada kelompok yang berisiko diintai TBC seperti pasien diabetes dan HIV.
"TPT juga diberikan pada orang dengan risiko tingi seperti HIV dan penyandang diabetes melitus (DM). DM berisiko kena TBC karena istilah awamnya darahnya manis jadi lebih mudah untuk bertumbuhnya bakteri penyebab TBC. Dari penyandang DM lebih dari 1 persen mengalami TBC," tandasnya.