Pasien Kanker Tak Boleh Konsumsi Gula Ternyata Mitos, Ini Kata Dokter
- Pixabay
VIVA Lifestyle – Pasien kanker anak patut dipantau terus-menerus, tidak hanya secara pengobatan namun juga pada asupan nutrisi. Bahaya fatal mengintai apabila asupan nutrisi pasien kanker anak menurun bahkan jauh dari kebutuhannya, dapat memicu kematian.
Dokter spesialis anak divisi nutrisi dan penyakit metabolik, RSCM/FKUI dr. Cut Nurul Hafifah SpA(K) menuturkan bahwa dampak kekurangan nutrisi pada pasien kanker anak tak bisa disepelekan. Dokter Cut mengatakan, kekurangan gizi atau malnutrisi bisa berdampak fatal pada anak dengan beban perawatan yang meningkat hingga membahayakan nyawa. Scroll untuk info selengkapnya.
"Malnutrisi pada anak dengan kanker dapat menurunkan kualitas hidup, membuat perawatan menjadi lebih lama dan beban perawatan meningkat, bahkan risiko kematian," ujarnya dalam acara virtual YOAI ke-6 bertajuk Masalah Nutrisi Anak saat Kemoterapi, baru-baru ini.
Dokter Cut mengatakan bahwa dampak jangka panjang pada malnutrisi sendiri bermula dengan tumbuh kembang anak yang kurang maksimal. Selain itu, dampak jangka panjang akan semakin terasa pada kecerdasan anak di sekolah dengan penurunan prestasi.
"Anak dengan kanker yang mengalami risiko tinggi malnutrisi adalah mereka yang mengidap kanker padat stadium lanjut, atau kanker darah yang relaps," jelasnya.
Oleh karena itu, kata dokter Cut, perlu dilakukan tatalaksana nutrisi pada anak dengan kanker. Tatalaksana dibedakan antara pasien risiko rendah, dengan pasien risiko tinggi. Secara umum, makanan yang diberikan adalah menu dengan gizi seimbang. Terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, sayur atau buah dan cairan.Â
"Jika anak tidak bisa makan dan asupan nutrisinya kurang dari 60 persen maka bisa dibantu dengan makanan cair," tambahnya.
Dokter Cut turut mengingatkan agar orangtua waspada dengan mitos seputar nutrisi pada pasien kanker. Misalnya tidak boleh makan yang mengandung gula karena akan membuat sel semakin tumbuh subur.
"Gula tetap dibutuhkan sebagai energi untuk tubuh, namun sebaiknya pilih gula kompleks dan bukan gula sederhana," tandasnya.