Dokter: Kemoterapi Picu Anoreksia pada Pasien Kanker Anak

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • Freepik/DCStudio

VIVA Lifestyle – Dokter spesialis anak dr. Dina Garniasih RD, SpA(K), Mkes., menuturkan bahwa kanker dapat berdampak buruk pada kesehatan jangka panjang anak. Bukan tanpa alasan, sebab anak yang didagnosis kanker dapat mengalami kekurangan gizi dan angkanya kian bertambah saat kemoterapi dimulai.

Pantesan Andre Taulany Kerja Keras, Ternyata Segini Uang Jajan untuk Anaknya

Asupan gizi yang kurang pada anak bisa berdampak pada berbagai masalah kesehatan, tak terkecuali kanker. Terlebih, pasien anak yang didiagnosis kanker sendiri lebih memungkinkan mengalami kekurangan gizi lebih besar saat terapi dimulai. Scroll untuk info selengkapnya.

"Diperkirakan 40 persen anak mengalami kurang gizi saat terdiagnosis kanker, dan jumlahnya akan meningkat bahkan bisa mencapai 80 persen saat terapi dimulai," ujarnya dalam acara virtual YOAI ke-6 bertajuk Masalah Nutrisi Anak saat Kemoterapi, baru-baru ini.

Denny Sumargo Blak-blakan Soal Bahagia dan Masalah di Tahun 2024, Apa Saja?

Menurut dokter Dina, penyebabnya bisa dua faktor antara lain penyakit kanker itu sendiri atau pun efek samping pengobatan, terutama kemoterapi. Dina menegaskan bahwa kemoterapi sejatinya mampu memengaruhi sel-sel di saluran cerna sehingga menimbulkan gejala tak nyaman pada anak.

Ilustrasi sel kanker.

Photo :
  • Pixabay
Luapan Isi Hati Paula Verhoeven Buat Anak yang Kini Tinggal dengan Baim Wong

"Keluhan mulai dari mual, muntah, berkurangnya air liur, ganggaun rasa atau pengecapan, konstipasi atau diare. Semua ini akhirnya menyebabkan penurunan nafsu makan," kata dia.

Hal ini diperkuat dengan banyaknya orangtua dari anak penderita kanker yang mengeluhkan si kecil enggan makan. Akibat dari kekurangan gizi ini tak main-main, sebab si kecil justru mengalami kekurangan imunitas yang seharusnya mampu menyokong proses pemulihan pada pasien kanker anak.

"Susah makan atau anoreksia pada penderita kanker anak, selain akibat dampak pengobatan juga bisa disebabkan oleh produk metabolik dari sel kanker, atau sumbatan tumor padat di salutan cerna," katanya.

Pemenuhan nutrisi sangat penting selama, kata Dina, sebelum maupun setelah terapi kanker. Terutama saat terapi yang panjang untuk mendukung tubuh melawan sel-sel kanker. Dengan nutrisi yang baik, efek samping pengobatan bisa diminimalisasi. 

"Selain itu juga tetap dibutuhkan untuk menunjang tumbuh kembang anak," imbuhnya.

Ilustrasi anak sakit.

Photo :
  • Pixabay

Beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada pasien kanker anak dimulai dengan meredam gejala pada sistem pencernaan seperti mual dan muntah. Dina menganjurkan untuk menghindari makanan pemicu mual seperti makanan berbumbu dan yang terlalu asam atau pedas.

"Jika ada periode mual hebat, anak sebaiknya istirahat dan berikan obat anti mual atau anti muntah. Jika anak tidak nafsu makan karena nyeri juga bisa diatasi dengan obat anti nyeri," bebernya.

Sementara, pada kondisi mulut kering pada anak bisa diatasi dengan meningkatkan asupan cairan dan memberi makanan lunak. Ketika anak mengalami sariawan, dianjurkan pula memberi obat kumur atau tetes antijamur. Serta anjuran menghindari makanan pemicu konstipasi atau diare.

"Pada konstipasi (beri anak) makan serat, perbanyak, cairan dan jika perlu berikan pencahar atau laksatif. Ajak anak beraktivitas cukup. Diare yang berkepanjangan bisa menyebabkan dehidrasi. Makan makanan seperti sup dan minuman elektrolit. Hindari makanan tinggi serat, susu, dan berikan obat anti diare dan zinc," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya