Ini Cara Bedakan Sakit Pinggang Biasa dan Saraf Kejepit

Ilustrasi sakit pinggang.
Sumber :
  • Freepik/shayne_ch13

VIVA Life – Saraf kejepit merupakan kondisi berbahaya yang biasanya ditandai dengan rasa nyeri di area tubuh tertentu, termasuk di area pinggang. Meski begitu, beberapa orang masih sulit membedakan nyeri pinggang biasa dengan yang berbahaya. 

Mengutip dari Mayo Clinic, sekitar 80% pernah merasakan nyeri di area pinggang, setidaknya sekali dalam hidupnya. Banyak orang abai terhadap nyeri pinggang, beberapa orang lainnya merasa perlu melakukan pengobatan.

Lalu, bagaimana cara membedakan rasa nyeri pinggang akibat saraf kejepit dengan nyeri pinggang biasa? Scroll selanjutnya ya.

Penyebab nyeri pinggang

Nyeri pinggang.

Photo :
  • inmagine

Nyeri pinggang merupakan masalah umum yang sering dialami oleh orang dewasa. Namun sangat sulit mendiagnosis nyeri pinggang tanpa bantuan medis, apalagi nyeri pinggang ini bisa disebabkan oleh berbagai penyebab. 

Mengutip dari Cleveland Clinic, nyeri pinggang atau low back pain dapat terjadi akibat cedera, kondisi atau penyakit tertentu, hingga cedera otot biasa akibat aktivitas sehari-hari. Rasa nyeri yang muncul pada nyeri pinggang juga berbeda-beda, mulai dari ringan, sedang, hingga nyeri tajam yang mengganggu aktivitas. 

Berikut adalah beberapa penyebab nyeri pinggang yang paling sering terjadi, di antaranya:

- Cedera saat berolahraga
- Akibat duduk terlalu lama, atau membawa tas punggung yang terlalu berat
- Terjadi peradangan pada sendi tulang belakang
- Kelainan pada lengkungan tulang belakang seperti kifosis, lordosis, hingga skoliosis
- Saraf kejepit atau Hernia Nucleous Pulposus

Saraf kejepit

Sakit pinggang akibat saraf kejepit.

Photo :
  • U-Report

Hernia Nucleous Pulposus (HNP) atau saraf kejepit merupakan masalah yang sering terjadi di area tulang belakang, umumnya bagian punggung bawah atau pinggang. Kondisi ini dapat terjadi ketika saraf di area tulang belakang tertekan oleh jaringan sekitarnya, sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri, baal, dan otot bagian tulang belakang yang melemah. 

Semua orang berisiko mengalami saraf kejepit. Ada beberapa orang yang memiliki risiko lebih tinggi, yakni:

- Berusia 50 tahun ke atas
- Memiliki berat badan berlebih
- Genetika, beberapa orang mewarisi kecenderungan untuk mengalami HNP atau saraf kejepit
- Merokok, karena merokok dapat mengurangi suplai oksigen ke disk tulang belakang, sehingga menyebabkan tulang belakang lebih rentan rusak
- Duduk dalam waktu yang lama.

Bahaya saraf kejepit

Gejala saraf kejepit yang harus diketahui

Photo :
  • U-Report

Saraf kejepit sebaiknya tak dianggap remeh, karena jika terus dibiarkan akan menganggu hantaran listrik sistem saraf ke otak, sehingga menyebabkan kesemutan, otot di bagian paha menjadi lemah, muncul rasa nyeri yang dapat menganggu aktivitas. Bahkan, bisa menyebabkan kelumpuhan.

Oleh karena itu, menurut Ketut Ngurah Gunapriya, dokter spesialis anestesi yang berpraktik di klinik nyeri KL Klinik menyebutkan bahwa sebaiknya jika sudah mengalami gejala nyeri di area tulang belakang, segera lakukan konsultasi dengan dokter.

“Apalagi jika rasa nyeri tak hilang dalam waktu berbulan-bulan hingga menahun, nah itu bisa jadi warning sign adanya saraf kejepit. Untuk itu, segera lakukan konsultasi dengan dokter,” katanya.

Cara bedakan gejala nyeri pinggang biasa dengan saraf kejepit

Ilustrasi sakit pinggang. Foto Fityourself.club

Photo :
  • U-Report

Pada umumnya nyeri pinggang biasa akibat aktivitas sehari-hari dapat hilang dengan sendirinya, atau muncul beberapa saat saja. Namun, kamu harus waspada jika mengalami nyeri yang disertai dengan:

Mengapa Deteksi Dini dan Edukasi adalah Kunci untuk Mengurangi Beban Penyakit?

- Kesemutan di area kaki
- Melemahnya otot-otot di bagian paha atau kaki
- Muncul nyeri tajam di pinggang yang menjalar ke area kaki.

Pengobatan dan pemeriksaan saraf kejepit

Eliminasi TBC 2030: Upaya Baru untuk Mengatasi Masalah Tuberkulosis di Indonesia

Ilustrasi sakit pinggang.

Photo :
  • U-Report

Dr. Ketut Ngurah Gunapriya, Sp.An, KIC, FIPM, CIPS memaparkan, untuk mengatasi sekaligus mencegah saraf kejepit, melakukan pemeriksaan dengan dokter.

Ratusan Warga Desa Terpencil di Bogor Antre Pengobatan Baksos Pusrehab Kemenhan RI

“Pemeriksaan pada saraf kejepit biasanya dilakukan setelah melakukan konsultasi, biasanya  dokter akan menyarankan pemeriksaan deteksi HNP dengan CT-Scan atau MRI untuk mengetahui ada atau tidaknya saraf kejepit. Setelah itu, dokter akan memberikan beberapa pilihan pengobatan yang sesuai dengan tingkat keparahan saraf kejepit," katanya.

“Kalau sudah parah ya kita lakukan pengobatan dengan tindakan medis, operasi itu pilihan terakhir,” sambung dokter yang berpraktik di Pain Center KL Klinik ini.

Tempat pengobatan pada masalah nyeri, termasuk masalah nyeri saraf kejepit tanpa tindakan operasi salah satunya di di Klinik Nyeri Pain Center KL Klinik, dengan konsep Pain Care Management hadir membantu masalah nyeri Anda. 

Tenaga medis di tempat tersebut tersertifikasi dalam pelayanan nyeri dengan belasan tahun pengalaman dalam menangani ratusan pasien dengan masalah nyeri yang berbeda-beda. Dibandingkan dengan terapi nyeri yang konvensional (obat minum) ataupun tindakan operasi yang berisiko tinggi untuk pasien, Klinik Nyeri Pain Care Manajement memilih memfokuskan kenyamanan serta teknik pengobatan modern yang aman dan efektif tanpa pembedahan atau operasi.

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya