Asiknya Rebahan Sambil Ngemil, Awas Bahaya Stroke Mengintai Anak Muda

Ilustrasi wanita mengemil.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Lifestyle – Generasi saat ini begitu akrab dengan situasi yang minim gerak dengan gemar rebahan serta kurang konsumsi sayur dan buah. Meski nampak sepele, rupanya dua hal itu berdampak besar pada kesehatan jangka panjang dan memicu bahaya penyakit tidak menular seperti stroke.

7 Kebiasaan Kecil yang Bisa Membantu Turunkan Berat Badan Saat Liburan Akhir Tahun, Wajib Coba!

Direktur P2PTM Kementerian Kesehatan dr. Eva Susanti, M.Kes, menuturkan bahwa risiko stroke disebabkan oleh multifaktor, tak terkecuali terkait pola makan dan gaya hidup.

Menurutnya, risiko stroke akan mengintai cenderung pada mereka yang kurang aktivitas fisik sehingga memicu obesitas. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Siapa Sangka? Ngemil Bisa Jadi Obat Depresi, Ini Rahasianya!

"Kurangnya aktivitas fisik memicu obesitas, badan semakin besar jadinya berisiko stroke," kata Eva dalam acara virtual Kementerian Kesehatan RI, Selasa 25 Oktober 2022.

Ilustrasi kebiasaan ngemil.

Photo :
  • U-Report
Lakukan Pola Hidup Sehat Ini untuk Mencegah Stroke di Usia Muda

Di sisi lain, stroke juga dipengaruhi pada pola makan dengan gaya hidup kekinian saat ini. Tak dipungkiri banyak yang memilih asupan cepat saji yang tinggi garam dan gula sehingga risiko obesitas kian besar yang berdampak pada peluang stroke yang makin tinggi.

"Stroke akibat kurang konsumsi buah dan sayur. Dari data, anak-anak 95,5 persen dengan usia lebih dari 10 tahun kurang konsumsi buah dan sayur," kata Eva.

Padahal, terbukti dengan 5 porsi buah dan sayur dalam sehari mencegah berbagai penyakit tidak menular, termasuk stroke. Dari pola makan lagi, Eva mengatakan bahwa konsumsi nutrisi yang tinggi lemak turut berisiko pada bahaya kolesterol jahat yang sudah menjadi kebiasaan anak zaman now.

Ilustrasi serangan jantung/stroke.

Photo :
  • Freepik/rawpixel.com

"Stroke berkaitan dengan kolesterol jahat. Kondisi Indonesia, lebih dari usia 15 tahun memiliki kadar kolesterol jahat karena banyak konsumsi 'camilan jahat'," imbuhnya.

Ada pun data dari World Stroke Organization mencatat 1 dari 5 kasus stroke di dunia terjadi akibat obesitas. Bahkan, terbukti 1 dari 4 orang yang terkena stroke karena kurang konsumsi buah dan sayur.

Sementara 1 dari 10 orang terkena stroke karena merokok. Serta, 1 juta kasus stroke disebabkan karena mengonsumsi alkohol yang berlebihan.

Ilustrasi gejala stroke pada wanita.

Photo :
  • U-Report

Data Riskesdas 2018 juga menyebutkan babwa stroke menjadi penyakit nomor 2 paling mematikan setelah penyakit jantung yang disebabkan hipertensi.

Sebanyak lebih dari 50 persen stroke di dunia disebabkan hipertensi, yang mana 34,1 persen penduduk Indonesia menderita hipertensi.

“Jika kita lihat dari besarnya penderita hipertensi di Indonesia, tentu di sini yang harus diubah itu seperti mengurangi konsumsi garam maksimal 1 sendok teh per hari,” kata Eva lagi. 

Untuk itu, Eva menganjurkan agar pola hidup diubah sejak dini dengan tetap aktif bergerak disertai asupan tinggi serat. Hindari juga makanan yang tinggi garam, gula dan lemak jenuh.

Tak lupa, periksa kesehatan secara rutin serta jaga kesehatan mental dan mengatur pola tidur dengan cukup.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya