Tips Penanganan Penyakit Musim Hujan
- Freepik/DCStudio
VIVA Lifestyle – Pada bulan Oktober—November, sebagian wilayah Indonesia masih mengalami pancaroba, yang mengindikasikan potensi cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi, yang dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir. Banjir berdampak bagi kesehatan, termasuk penyakit diare dan Infeksi kulit. Mengenai hal ini, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui Kalbe Consumer Health mengadakan edukasi kesehatan terkait gangguan penyakit di tengah musim hujan.
“Penyakit diare dan infeksi kulit merupakan dua penyakit yang sering kali menjadi ancaman saat terjadi bencana banjir. Pentingnya menjaga kesehatan dapat membantu mencegah terjadinya berbagai penyakit saat banjir,” ujar Sekretaris Jenderal Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Ulul Albab, Sp.OG, dalam konferensi pers Kita Siap BERSAMA oleh Kalbe Farma.
Dokter Ulul menjelaskan bahwa antisipasi yang dapat dilakukan, yaitu menyiapkan obat-obatan yang diperlukan untuk melakukan pertolongan pertama. Selain itu, saat musim hujan tiba masyarakat dapat lebih siap menjalani aktivitas dengan menggunakan pakaian hangat, konsumsi makanan sehat dan bergizi, berolahraga, serta menyiapkan payung saat bepergian.
“Apabila mengalami gejala penyakit penyerta di musim hujan, segera melakukan pemeriksan ke fasilitas kesehatan terdekat, agar bisa segera mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat. Mencegah lebih baik daripada mengobati, salah satu upaya pencegahan penyakit pasca banjir adalah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),” jelas dr. Ulul.
Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Miming Saepudin, M.Si. mengatakan, musim hujan diperkirakan terjadi sampai bulan Januari 2023. Pada Dasarian II Oktober 2022, sekitar 51,1 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan dan sebagian lainnya mulai memasuki musim hujan pada awal November.
Hingga bulan Desember 2022, potensi curah hujan bulanan dengan kriteria tinggi berpotensi di sebagian wilayah, yakni Sumatera Selatan dan Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, sebagian Kalimantan, Sulawesi Selatan dan Barat, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
“Pada periode Januari-Februari 2023, potensi curah hujan bulanan dengan kriteria tinggi berpotensi di sebagian wilayah, yaitu Aceh, Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat hingga Jawa Timur, Jogjakarta, Kalimantan Barat dan Timur, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, Papua Barat, dan Papua,” ungkap Miming.
Saat terjadi banjir, dampaknya tidak sedikit, yakni dampak kesehatan, sosial, hingga lingkungan. Lantaran demikian, selain melakukan edukasi kesehatan, Kalbe juga memberikan donasi kebutuhan pokok, pemeriksaan kesehatan, dan bantuan obat-obatan untuk 10.000 kepala keluarga pengungsi korban banjir, di berbagai titik bencana di Indonesia. Total donasi senilai lebih dari Rp.1.000.000.000.
“Kalbe Farma konsisten berupaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Selama tahun 2021, Kalbe Consumer Health telah berdonasi untuk korban bencana banjir di Tasikmalaya, Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, banjir bandang di Sumedang, serta berbagai titik banjir lainnya,” papar General Manager Commercial Kalbe Consumer Health, Kustanto Pramono.
Kalbe bersama IDI juga memberikan donasi berupa pembangunan MCK umum di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Donasi yang diresmikan oleh Ketua IDI, dr. Adib Khumaidi, Sp.OT. pada 23 Oktober 2022, juga dihadiri istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Atalia Praratya, dan Plt. Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan. Program donasi ini didukung oleh Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), organisasi masyarakat yang sukarela membantu penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
“Kami sangat mendukung upaya Kalbe dalam program #KitaSiap BERSAMA. PSM berkontribusi dalam pemberikan informasi lokasi korban banjir, penyaluran bantuan dari Kalbe, serta informasi pasca penyaluran bantuan. Pemberian donasi dari Kalbe pun berjalan dengan proses yang cepat,” kata Sekretaris Jenderal PSM, Prof. Dr. Andriansyah, M.Si.
Rangkaian CSR ini berupa edukasi dan bantuan kepada korban banjir ini dikemas dengan campaign “Kita Siap BERSAMA”, yang berarti Siap BERsihkan tubuh, Sedia obat-obatan, Air bersih, dan MAkanan. Ini merupakan rangkaian kegiatan komprehensif dari pra-bencana, saat bencana, maupun pasca-bencana.
Pada fase pra-bencana, Kalbe Consumer Health bersama IDI dan BMKG melakukan edukasi. Di antaranya, mengenai potensi ancaman bencana banjir, potensi ancaman kesehatan jika terjadi banjir, dan tips agar tetap menjaga kesehatan saat banjir.
Fase bencana dilakukan jika terjadi bencana dengan skala yang cukup serius atau pengungsi lebih dari 100 Kepala keluarga. Pada fase ini, Kalbe Consumer Health bersama PSM memberikan bahan pokok dan air bersih, pemeriksaan kesehatan gratis, dan bantuan obat-obatan kepada korban, termasuk Entrostop sebagai obat anti diare dan Kalpanax sebagai produk antifungal. Sedangkan pada fase pasca-bencana, Kalbe membantu pemulihan aktivitas masyarakat dengan mengerakkan kegiatan membersihkan fasilitas umum saat banjir mereda.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2020, cakupan pelayanan untuk penderita diare di Indonesia didapatkan 28,9 persen. Kejadian balita yang menderita diare tertinggi didapatkan di provinsi Nusa Tenggara barat (61,4 persen) dan kejadian terendah terjadi di Sulawesi Barat (4 persen). Di DKI Jakarta didapatkan diare pada balita sebesar 42,7 persen. Kematian anak akibat dari diare tahun 2020 didapatkan paling banyak pada usia 29 hari-11 bulan yakni sebanyak 530 anak, sedangkan pada usia 12-59 bulan didapatkan 201 anak.