Kehidupan Setelah Usia 40 Tahun yang Sehat dan Bahagia, Ini Kuncinya!

Ilustrasi wanita/kecantikan.
Sumber :
  • Freepik/drobotdean

VIVA Lifestyle – Saat ini, Indonesia sudah termasuk dalam negara menua (aging country) hal ini ditunjukan dengan peningkatan populasi penduduk lansia setiap tahunnya. Pada tahun 2010, penduduk lansia mengalami peningkatan sebesar 18 juta jiwa (7,56 persen), menjadi 25,9 juta jiwa (9,7 persen) pada tahun 2019 dan diprediksi akan terus menigkat menjadi 48,2 juta jiwa (15,77 persen) pada tahun 2035.

Hal ini tentu menjadi alasan yang kuat akan perlunya kesadaran masyarakat dalam hal kesehatan jasmani dan kesehatan mental bagi penduduk usia 40 tahun ke atas.

Dr. dr. Tita Husnitawati, Sp.OG (K)-Fer, Presiden Perkumpulan Menopause Indonesia (PERMINESIA), mengatakan bahwa penuaan adalah proses alamiah yang dialami setiap orang dan kita tidak bisa mencegahnya.

Ilustrasi wanita.

Photo :
  • Freepik/cookie_studio

Pada wanita, penuaan akan memasuki masa menopause, yakni kondisi berhentinya siklus menstruasi secara alami. Kondisi ini pasti dialami oleh semua perempuan. Pada kondisi ini terjadi perubahan hormon pada tubuh perempuan. Perubahan hormon ini pun menyebabkan gejala-gejala yang dapat mengurangi kualitas hidup.

“Semua perempuan harus mengenal gejalanya, kapan terjadi untuk siap menghadapi sebagai proses alami yang patut
disyukuri,” kata dokter Tita saat Virtual Press Conference World Menopause Day 2022: Cognition and Mood, Life After 40 Happy and Healthy, belum lama ini.

Meski perubahan karena menopause tak dihindari, tapi perempuan tetap bisa menjalani kehidupan dengan lebih sehat dan bahagia di masa ini. Salah satunya adalah dengan gaya hidup.

Menurut dokter Tita, gaya hidup sehat harus dilakukan sejak muda sebelum usia 40 tahun. Ada beberapa kunci yang dibagikan dokter Tita yang bisa dilakukan untuk mendapat kehidupan sehat di usia 40 tahun, yaitu:

1. Beraktivitas dan pergaulan yang positif serta hindari pergaulan yang menimbulkan stres.
2. Mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Para ibu juga harus mendidik anak-anak sejak prasekola, sekolah sampai mahasiswa, bahkan yang sudah berumah tangga untuk selalu mendekatkan diri pada Tuhan.
3. Berolahraga teratur. Ini berbeda dengan aktivitas ibu-ibu yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
4. Konsumsilah nutrisi sehat dengan gizi seimbang, ada protein, lemak, karbohidrat, mineral air harus dikonsumsi dalam dosis atau jumlah yang baik atau dalam keseimbangan.
5. Hindarkan kebiasaan yang buruk, seperti merokok, minum alkohol.

Cara Efektif Turunkan Berat Badan dengan Intermittent Fasting Ala Marshanda

"Rokok mengeluarkan radikal bebas yang bisa merusak sel-sel kecil di dalam tubuh. Begitu pun dengan alkohol yang juga merusak sel," kata dokter Tita.

Ilustrasi wanita.

Photo :
  • Freepik/freepik.diller
Bahaya Sedentary Lifestyle: Cara Menghindari Dampak Negatif Gaya Hidup Kurang Gerak

6. Hindari hidup di lingkungan tidak sehat, harus jauh dari kebisingan, padat polutan seperti dekat pabrik.

Dengan memelihara itu semua, tegas dokter Tita, ketika menua, atau bertambah usia berapapun, akan terhindar dari berbagai penyakit atau gangguan fungsi tubuh.

5 Kesalahan Fatal yang Sering Terjadi Saat Perceraian & Cara Mengatasinya

Jika tidak, faktor yang paling parah adalah terkena penyakit misalnya kegemukan, tekanana darah tinggi, penyakit jantung, kencing manis, dan penyakit kronis lain. Selain itu, juga akan mengalami pengeroposan tulang jika aktivitas kurang.

Bisnis segmen gaya hidup yaitu pusat perbelanjaan atau mal yang dikelola PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)

LPKR Cetak Laba Bersih Rp 18,7 Triliun di Kuartal III-2024, Begini Kontribusi Segmen Gaya Hidup

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatat laba bersih Rp 18,7 triliun pada Kuartal III 2024. Pencapaian ini didukung oleh proyek perumahan, kesehatan hingga gaya hidup.

img_title
VIVA.co.id
13 November 2024