Begini Cara Kabupaten Karawang Turunkan Angka Stunting Anak

Ilustrasi pengukur tinggi badan
Sumber :
  • Pixabay/qimono

VIVA Lifestyle – Angka stunting di Indonesia diketahui masih dinilai tinggi jika dibandingkan dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan angka stunting tidak lebih dari 20 persen. Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BPPN) mengenai Studi Status Gizi Indonesia 2021 menyebutkan angka prevalensi stunting di Indonesia adalah 24,4 persen.

Stasiun Whoosh Karawang Diresmikan, Menko AHY: Bisa Dongkrak Ekonomi Daerah

Pemerintah sendiri diketahui telah menargetkan untuk penurunan angka stunting di tahun 2024 menjadi 14 persen. Berbicara mengenai daerah di Indonesia yang menjadi fokus prioritas penanggulangan stunting adalah Kabupaten Karawang Jawa Barat. 

Karawang diketahui masuk ke dalam 100 Kabupaten/Kota Prioritas Penanggulangan Stunting sejak tahun 2018 dengan prevalensi balita stunting sebesar 34.87 persen dari 80.891 balita berdasarkan Riskesdas 2013. 

Danone SN Indonesia Hasilkan 50 Publikasi Ilmiah Internasional dan Nasional

Ilustrasi stunting

Photo :
  • Direktorat P2PTM Kemenkes

Masuk ke dalam prioritas pemerintah diketahui Kabupaten Karawang berhasil menurunkan angka stunting sebesar 8 persen selama satu tahun belakangan ini.

Karawang Whoosh Station to Open for Passengers on December 24

“Hari ini stunting di Karawang dari 20,9 persen turun 12,9 persen ini salah satu bentuk kerjasama bersama,” kata Wakil Bupati Karawang Aep Syaepulloh saat ditemui dalam acara Dukung Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia, Nestlé Indonesia dan BKKBN Hadirkan Dapur Sehat Atasi Stunting di Kabupaten Karawang, Rabu 19 Oktober 2022. 

Keberhasilan penurunan angka stunting di Kabupaten Karawang hingga 8 persen ini diketahui dilakukan dengan beberapa cara salah satunya adalah dengan program bapak atau ibu asuh. 

“Angka stunting di sini, 578 kita bagi per satu kepala bapak asuh. Contoh camat jadi bapak asuh minimal 5 anak, kepala dinas hampir 30 minimal 5 anak, ibu bupati 10, Sekda 10, Kodim 25, Polres 25,” kata dia lebih lanjut.

Nantinya anak-anak tersebut akan mendapat uang Rp450 ribu per anak per bulan selama enam bulanan. Uang ini diketahui akan diintervensi dengan pemenuhan kebutuhan gizi makanan yang sesuai. 

“Asupan gizinya dengan harga Rp17 ribu dikalikan sehingga ketemu satu bulan Rp450 ribu. Sebetulnya formasi ini berbeda dengan kabupaten lain. Di kabupaten Karawang dipastikan Rp450 ribu per anak per bulan. Uangnya ini diserahkan terhadap masing-masing di kecamatan misalnya koordinator ada anak-anak stunting langsung asupan yang dibutuhkan. Jadi asupan gizi makanan sesuai,” kata dia.

Sementara itu diketahui Kabupaten Karawang sendiri menargetkan penurunan angka stunting menjadi satu digit di tahun 2024. Salah satu caranya yang dilakukan adalah Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) yang merupakan kolaborasi Nestlé Indonesia bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Cegah Stunting. Sumber : ANTARA News

Photo :
  • vstory

Program ini juga merupakan tindak lanjut dari kerja sama Nestlé Indonesia dan BKKBN untuk turut berkontribusi dalam mendukung penurunan angka stunting di Indonesia yang telah dimulai pada Desember 2021. 

Pada program DASHAT, Nestlé Indonesia akan menyediakan fasilitas dapur yang didukung oleh para ahli di bidang gizi dan pengembangan masyarat sebagai bagian peningkatan ketahanan pangan masyarakat di Desa Gintungkerta dan Kelurahan Karawang Kulon.

“Pelaksanaan program DASHAT sejalan dengan program Nestlé Dukung Anak Lebih Sehat atau secara global dikenal sebagai Nestlé for Healthier Kids, di mana kami ingin membantu anak untuk hidup lebih sehat. Nestlé Indonesia turut serta berkontribusi secara berkelanjutan dalam upaya peningkatan status gizi keluarga Indonesia dengan menggunakan potensi makanan untuk meningkatkan kualitas hidup setiap individu saat ini dan generasi mendatang,” kata Presiden Direktur Nestlé Indonesia Ganesan Ampalavanar.

Di sisi lain, Perwakilan dari Kementerian Kesehatan Ahli Madya, Mahmud Fauzi menjelaskan bahwa masalah gizi bukan hanya sekedar memberikan makanan tetapi juga bagaimana edukasi tentang bagaimana memberikan makanan gizi seimbang kepada keluarga anak agar mandiri.

“Masalah gizi itu perilaku bukan hanya orang kurang mampu ada orang mampu itu stunting itu edukasi. Di situ ada intervensi perilaku. Bukan hanya sekedar memberikan makanan pentingnya edukasi keluarga biar bisa mandiri,” kata dia. 

Fauzi juga menambahkan,” Perlu didemonstrasikan karena kalau liat lupa kalau dipraktekin akan ingat. Bagaimana memberikan makanan gizi seimbang. Pemberian makanan dengan gizi seimbang sendiri bukan hanya dilakukan setelah kena stunting tapi lebih baik sebelum lahir yakni sebelum menikah,” kata dia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya