7 Balita di Sumut Juga Meninggal Karena Gagal Ginjal Akut
- Pixabay
VIVA Lifestyle – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi meminta kepada masyarakat dan orangtua untuk tidak memberikan obat dalam bentuk sirup dan parasetamol kepada anak yang sedang sakit. Hal itu untuk mencegah bertambahnya kasus gagal ginjal yang menyebabkan 7 balita meninggal dunia.
Gubernur Edy mengakui bahwa parasetamol dijual di tengah masyarakat sangat murah berkisar Rp9 ribu hingga Rp11 ribu. Namun, ia mengatakan Pemprov Sumut juga akan menyalurkan obat-obatan ke 33 Kabupaten/Kota di Sumut. Scroll untuk berita selengkapnya.
"Memang murah (parasetamol) obat itu, memang susah rakyat kita tak punya uang. Untuk itu, akan kita support obat seperti pada kejadian COVID-19, tolong ini sosialisasikan," sebut Gubernur Edy kepada wartawan di Kota Medan, Rabu 19 Oktober 2022.
Gubernur Edy mengungkapkan untuk parasetamol juga ditarik dan dilarang untuk dijual kembali. Kemudian, juga tetap dilakukan pengawasan di apotek dan toko obat. Jangan sampai jenis obat yang sama dijual kembali kepada masyarakat secara luas.
"Sudah disetop, udah kita tarik obat itu semua. Tapikan masih ada yang simpan sana simpan sini. Sudah terlanjur dibeli, ada lagi yang berbisnis tentang ini. Ini lah yang merusak anak kita," kata mantan Pangkostrad itu.
Disinggung soal minim koordinasi antara Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut dan RSUPH Adam Malik, Kota Medan dalam penanganan pasien kasus gagal ginjal akut, namun Gubernur Edy membantah hal tersebut. Pihaknya dan Kemenkes juga bingung terkait penyebab penyakit mematikan itu.
"Bisa jadi, inilah akan rapat tokoh-tokoh rumah sakit dan doktor-doktor anak, saya liat bukan minim koordinasi, persoalannya dia (gagal ginjal) sendiri belum tau bingung, Menkes aja masih bingung ini, kan tak boleh mendiagnosa sesuatu. Tahu-tahu salah gimana?" jelas Gubernur Edy.
Edy menambahkan Pemprov Sumut terus melakukan koordinasi dengan seluruh pihak dalam penanganan kasus ginjal akut ini di Sumut. Sehingga antisipasi dan langkah-langkah dilakukan secara baik dan tepat.
"Belum bisa dia membuka pada masyarakat, tapi ini kan langkah kita aja ini. Untuk mengantisipasi, hentikan dulu, solusi menghentikan kan harus kita siapkan, paham ya," tutur Gubernur Edy.
Sementara itu, Kepala Dinas (Kadinkes) Sumut, Ismail Lubis mengungkapkan terdapat 11 kasus gagal ginjal akut yang ditemukan di Sumut.
"Kasus itu, atas laporan IDAI dari Kementerian pun gak ada itu, jadi di sini ada 11 anak di Sumut. Jadi, imbauan kita seperti yang disampaikan pak Gubernur ketika ada anak yang sakit, supaya bawa ke fasilitas kesehatan. Jangan mengonsumsi obat sembarangan tanpa petunjuk dokter," sebut Ismail.
Ismail mengatakan bahwa Kemenkes baru saja mengeluarkan larangan konsumsi obat jenis sirup.
"Tapi, penyebabnya belum tau kita, hanya parasetamol namanya, etelingicol tapi itu di Gambia, tapi di Indonesia belum dia lagi mau dilakukan penyelidikan epidemiologi," jelas Ismail.
Ismail mengungkapkan sesuai dengan arahan IDAI, dia meminta masyarakat jangan dulu mengonsumsi parasetamol, bila anak-anak sedang sakit. Tapi, membawa ke fasilitas kesehatan untuk dilakukan penanganan medis yang baik dan tepat.
"Jadi IDAI mengharapakan agar parasetamol jangan digunakan dulu, dan Kemenkes sudah, dan kita akan instruksikan dinas Kabupaten/Kota. Untuk klinik-klinik apotek tidak mempergunakan itu dulu, parasetamol," tutur Ismail.