Gangguan Ginjal Akut Misterius pada Anak Mewabah, IDAI: Harapan Sembuh Besar
- Pexels/miroshnichenko
VIVA Lifestyle – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan total kasus gangguan ginjal akut misterius saat ini sebanyak 192 di 20 provinsi di Indonesia. Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI, dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) menjabarkan bahwa harapan kesembuhan pada kasus tersebut cukup besar, sehingga diharapkan orangtua tak panik.
"Akut artinya terjadinya (dalam waktu) singkat. Harapan kesembuhan sangat tinggi pada accute kidney injury (AKI) pada umumnya," ujar dokter Eka dalam konferensi pers daring, Selasa 18 Oktober 2022. Scroll untuk info selengkapnya.
Pada gangguan ginjal akut misterius ini, kata dokter Eka, memiliki beberapa tahapan mulai dari gejala ringan hingga berat. Apabila sudah di stadium 3, maka pasien dinyatakan mengalami gagal ginjal dan membutuhkan cuci darah. Namun, pengobatan pada umumnya dapat dilakukan di stadium sebelum itu.
"Gagal ginjal akut itu di stadium 3. Kita ingin lebih dini mendeteksi. Kita ingin ngga hanya menangkap kasus-kasus yang sudah gagal ginjal. Jadi kalau masih awal ada gejala bengkak di luar AKI saat ini pun, ketika ada gangguan fungsi ginjal baik ringan dan berat, sudah harus terapi," kata dokter Eka.
"Semakin dini terapi saat stadium 1 maka semakin baik. Jadi tidak bisa hanya sebut gagal ginjal akut karena itu harus di stadium 3 (gangguan ginjal akut). Kita mau menjaringnya dari stadium 1 dan 2 agar pengobatannya lebih baik," sambungnya.
Dokter Eka menegaskan bahwa harapan kesembuhan dan pulih sangat besar meski pasien sudah di tahap gagal ginjal akut. Artinya, pasien bukan berarti harus melakukan cuci darah seumur hidup melainkan dapat pulih seperti sedia kala.
"Meski sampai terjadi stadium 3 yaitu gagal ginjal akut ketika penyembuhan bisa pulih total. Artinya yang tadinya stadium 3 butuh hemodialisis (cuci darah) maka bisa betul-betul lepas dari dialisis dan kembali fungsi ginjal normal," jelasnya.
Menurutnya, kondisi cuci darah gangguan ginjal akut ini berbeda dengan penyakit lain seperti hipertensi dan diabetes. Penyakit tersebut termasuk kronis diiringi usia pasien yang biasanya sudah lanjut sehingga membutuhkan cuci darah seumur hidup. Pada anak dengan gagal ginjal, bila sudah pulih, maka ginjal dapat berfungsi dengan baik kembali. Meski memang patut dipantau agar anak tak mengalami masalah pada ginjalnya lagi di usia dewasa.
"Namun dia berisiko bila kena infeksi berat, kena lagi dehidrasi, secara teori berisiko terjadi lagi gangguan ginjal akut. 30 persen (pasien anak) yang dia bisa alami penyakit ginjal kronis ketika di dewasa muda. Penyakit ginjal kronis nggak melulu harus cuci darah karena ada stadiumnya," tandasnya.