Kemenkes Bantah Gangguan Ginjal Akut Misterius Terkait Vaksin COVID-19

Ilustrasi vaksin
Sumber :
  • VIVA/ David Rorimpandey

VIVA Lifestyle – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan bahwa penyakit gangguan ginjal akut misterius pada anak tidak ada kaitannya dengan vaksinasi maupun infeksi COVID-19. Penyebab dari kasus tersebut juga masih ditelusuri sehingga belum ada faktor tunggal yang disepakati Kemenkes dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

“Sampai saat ini kejadian gagal ginjal akut tidak ada kaitannya dengan vaksin COVID-19 maupun infeksi COVID-19,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. M Syahril, dalam keterangan persnya. Scroll untuk berita selengkapnya.

Syahril juga menyebutkan hingga kini masih terus dilakukan pemeriksaan laboratorium dan penyebab pasti gangguan ginjal akut pada anak. Meski begitu, upaya penelusuran kasus gagal ginjal akut terus dilakukan Kemenkes dengan menggandeng para ahli epidemiologi, Badan POM, IDAI, dan Puslabfor.

Penyelidikan epidemologi dilakukan dengan melakukan pengawasan dan pemeriksaan untuk mengetahui infeksi-infeksi yang menjadi penyebab gagal ginjal akut pada anak. Pemeriksaan mencakup swab tenggorokan, swab anus, pemeriksaan darah dan kemungkinan intoksifikasi.

Ilustrasi anak sakit.

Photo :
  • Pixabay

“Saat ini Kemenkes bersama tim tengah melakukan penyelidikan epidemologi kepada masyarakat, tim akan menanyakan berbagai jenis obat-obatan yang dikonsumsi maupun penyakit yang pernah di derita 10 hari sebelum masuk RS atau sakit. Harapannya hasilnya bisa segera kami dapatkan sebagai informasi untuk penanganan selanjutnya,” ujar dr. Syahril.

Gejala Gangguan Ginjal Akut Misterius
Sembari menunggu hasil investigasi lanjutan, dr. Syahril menyebutkan telah meminta fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap merebaknya gangguan ginjal pada anak dengan aktif melaporkan setiap kasus yang mengarah pada gangguan ginjal akut pada anak.

Lebih lanjut, sebagai bentuk kewaspadaan dini, Kemenkes meminta masyarakat terutama orangtua yang memiliki anak usia 0-18 tahun untuk aktif melakukan pemantauan umum dan gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut seperti penurunan volume urine yang dikeluarkan, demam selama 14 hari, gejala ISPA, dan gejala infeksi saluran cerna.

Menkes Budi Heran Dilaporkan oleh Komite Solidaritas Profesi Dokter ke Bareskrim: Ini Aneh

“Gagal ginjal akut pada anak ini memiliki gejala yang khas yakni penurunan volume urine secara tiba-tiba. Bila anak mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut,” imbau dr. Syahril.

Ilustrasi urine

Photo :
  • Pixabay/ frolicsomepl
Polemik RPMK, Petani Tembakau dan Cengkeh Minta Perlindungan Kementan

Berkaca pada Kasus Kematian Anak Terkait Obat Batuk Sirup
Selanjutnya, belajar dari kasus yang terjadi di Gambia, Afrika Barat, Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk menggunakan obat dengan baik dan benar sesuai dengan resep dokter maupun informasi yang tertera di kemasan obat.

Berikut adalah beberapa langkah sederhana yang bisa masyarakat lakukan untuk memastikan konsumsi obat dengan benar dan aman bagi tubuh:

Menkes Dilaporkan ke Polisi Buntut Dugaan Sebar Hoaks Kematian Dokter Aulia Risma Akibat Bully

1. Gunakan obat sesuai aturan pakai
2. Jangan konsumsi obat melebihi dosis yang ditentukan
3. Baca peringatan dalam kemasan obat
4. Pastikan obat tidak kadaluwarsa
5. Jangan konsumsi sisa obat sirup yang sudah terbuka dan disimpan lama
6. Hindari penggunaan antibiotik yang tidak perlu untuk mencegah terjadinya resistensi
7. Laporkan efek samping obat yang Anda rasakan kepada tenaga kesehatan terdekat atau melalui aplikasi layanan BPOM Mobile
8. Dapatkan obat dari sarana pelayanan kefarmasian yang resmi atau berizin.

Wakil Menteri Kesehatan (Kiri), Dante, Menko PMK (Tengah) Pratikno, Menkes (Kanan) Budi Gunadi Sadikin, Foto: Isra Berlian

100 Orang dirawat di RSCM Lantaran Judi Online, Menkes Minta Masyarakat Lakukan Ini

Dalam media briefieng online yag digelar oleh PB IDI Kamis kemarin, diungkap Krstiana bahwa pasien rawat jalan dua kali lipat dari angka pasien yang dirawat inap.

img_title
VIVA.co.id
9 November 2024