Sedang Marak di Indonesia, Ini Gejala Gagal Ginjal Misterius pada Anak
- U-Report
VIVA – Belakangan ini, banyak anak-anak di Indonesia yang mengidap gagal ginjal akut misterius atau acute kidney injury (AKI). Hingga saat ini, disebutkan sudah ada lebih dari 100 anak yang mengidap gagal ginjal akut misterius. Hal itu disampaikan oleh dokter Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) - Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) saat konferensi pers virtual.
Data tersebut diperoleh dari laporan bulan Agustus, September dan Oktober sampai dengan Selasa, 11 Oktober 2022 lalu. Angka anak yang mengidap gagal ginjal akut misterius bulan Agustus sebanyak 35 kasus, tertinggi terjadi pada September sebanyak 71 kasus dan Oktober 9 kasus.
Karena hal tersebut, IDAI pun memberikan penjelasan apa saja gejala gagal ginjal misterius yang belakangan banyak diidap oleh anak-anak di Indonesia.
Gejala Gagal Ginjal Misterius
Gagal Ginjal
- vstory
Pada gejala awal, anak-anak dengan gagal ginjal misterius akan mengalami gejala-gejala seperti berikut:
- infeksi batuk pilek
- diare
- muntah-muntah
- demam
Namun, setelah 3-5 hari maka gejala gagal ginjal misterius yang dialami oleh anak adalah mendadak tidak bisa buang air kecil (BAK) atau buang air kecil tapi hanya sedikit.
Maka dari itu, IDAI mengimbau kepada para orang tua agar mulai waspada ketika anak-anak mengalami penurunan volume buang air kecil (BAK) atau buang air kecilnya sangat sedikit atau bahkan tidak sama sekali.
Ilustrasi Gagal Ginjal
- U-Report
IDAI pun cukup heran dan mengapa disebut misterius karena saat melihat gejala-gejala di atas dialami oleh anak seperti infeksi, bapil (batuk pilek), diare dan muntah dan infeksi itu tidak berat bukan tipikal infeksi yang menyebabkan AKI.
Hanya beberapa diare, muntah dan demam kemudian dalam 3 sampai 5 hari mendadak tidak bisa buang air kecil dan hilang sama sekali jadi anak-anak ini tidak buang air kecil atau buang air kecil sangat sedikit.
Sebagai informasi, penyakit gagal ginjal misterius atau AKI ini diketahui lebih banyak diidap oleh anak usia balita, ada juga beberapa yang berusia di atas lima tahun.
