Hari Kesehatan Mental Dunia, TikTok Ciptakan Ruang Digital Ramah Komunitas

Konferensi Pers Peluncuran Survei Kesejahteraan Mental-Pusat Kesehatan Digital
Sumber :
  • Webinar Peluncuran Kampanye #SeeingTheUnseen

VIVA LifestyleKesehatan mental masih menjadi masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat luas, baik di tingkat global maupun nasional. Di Indonesia sendiri, kesehatan mental memiliki prevalensi yang signifikan.

Diam-diam Jamie Miller Punya Artis Favorit Indonesia, Siapa?

Namun, tingkat perhatian masyarakat terhadap isu kesehatan mental yang sering kali dianggap tabu ini masih terbilang minim. Yuk scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Untuk menciptakan ruang digital yang ramah sekaligus memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia, TikTok berkolaborasi bersama YouGov dalam melaksanakan survei global mengenai kesehatan mental agar dapat memahami aspirasi, tantangan, serta sikap masyarakat lintas generasi di Indonesia terhadap kesejahteraan mental.

Gemes! Abe Cekut Boyong 2 Piala di TikTok Awards Indonesia 2024

Atas dasar hasil survei ini, TikTok berinisiatif untuk meluncurkan Pusat Kesehatan Digital sebagai pusat informasi, edukasi, dan bantuan kesehatan mental yang dibalut dalam kampanye bertajuk #SeeingTheUnseen.

Konferensi Pers Peluncuran Survei Kesejahteraan Mental-Pusat Kesehatan Digital

Photo :
  • Webinar Peluncuran Kampanye #SeeingTheUnseen
Disebut Family Goals oleh Netizen, Fadil Jaidi Ingin Ubah Mindset Masyarakat Soal Keluarga

"Penanganan kesehatan mental menjadi salah satu prioritas Kementerian Kesehatan RI, dan menjadi bagian dari enam pilar transformasi kesehatan Indonesia. Kami mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh TikTok untuk meningkatkan pemahaman masyarakat serta mendukung terciptanya diskusi yang lebih sehat seputar isu kesehatan mental," ungkap dr. Edduwar Idul Riyadi, Sp.KJ, Ahli Madya Epidemiologi Kesehatan Direktorat Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI.

"Survei yang dilakukan oleh TikTok dan mitranya tidak hanya memberikan informasi dan pandangan baru terkait isu kesehatan mental di Indonesia, tapi juga dapat membantu menentukan penanganan yang sesuai," ucap dokter Edduwar dalam keterangan pers yang diterima VIVA.

"Selain itu, hadirnya sumber daya mumpuni yang mudah diakses oleh masyarakat, seperti Pusat Kesehatan Digital yang tersedia di TikTok diyakini dapat bermanfaat bagi kita semua," lanjutnya.

"Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk membangun sistem pendukung yang baik bagi kesehatan mental, masih ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk menormalisasi pembahasan tentang kesehatan mental serta memahami cara penanganan yang baik," ujar Faris Mufid, Public Policy and Government Relations, TikTok Indonesia.

"Melalui Pusat Kesehatan Digital, TikTok ingin menyediakan para pengguna dengan wadah, sarana, dan sumber daya untuk mendukung terciptanya diskusi yang sehat mengenai kesehatan mental," tambahnya.

"Kami harap TikTok dapat terus menjadi tempat yang aman dan nyaman di mana diskusi penting tentang kesehatan mental dapat berkembang, menghibur, dan menginspirasi pengguna satu sama lain," jelas Faris Mufid.

Survei kolaborasi antara TikTok dengan YouGov menggali topik seperti kenyamanan responden dalam berbicara tentang kesehatan mental serta bentuk dukungan yang diperlukan.

Dari hasil temuan survei, diketahui bahwa lebih dari 70% responden di Indonesia mulai merasa nyaman untuk berbicara tentang kesehatan mental, di mana 57% memilih untuk bercerita ke keluarga, 52% ke tenaga profesional seperti psikolog, dan 40% ke teman dekat.

Meski demikian, 2 dari 4 responden masih khawatir akan potensi dampak negatif dari berbicara mengenai kondisi kesehatan mental mereka, baik dampak negatif seperti penolakan atau penghakiman dari keluarga dan teman dekat, maupun konsekuensi di tempat kerja.

Lebih lanjut, 1 dari 4 responden (28%) di Indonesia merasa terbantu apabila mereka dapat mengakses sumber daya dan sarana seputar kesehatan mental yang bersifat bebas biaya di platform media sosial yang mereka gunakan.

26% responden pun merasa lebih terinspirasi dan nyaman untuk berbicara mengenai masalah kesehatan mental jika ada pengguna lain yang juga berbagi pengalaman serupa di media sosial.

Berangkat dari hasil temuan ini, guna menciptakan ruang digital yang lebih aman dan ramah bagi komunitas dan masyarakat Indonesia, TikTok meluncurkan Pusat Kesehatan Digital, sebuah portal yang berisi informasi dan sumber daya TikTok terkait kesehatan mental dan kesejahteraan digital.

Di dalam Pusat Kesehatan Digital, pengguna dapat mengakses layanan bantuan, menikmati berbagai video interaktif seputar kesehatan mental hasil kolaborasi TikTok bersama para mitra, kreator, dan pakar kesehatan mental, sekaligus tips atau inspirasi seputar topik kesehatan mental melalui konten livestream dari sejumlah kreator, seperti Ananza Prili, Analisa Widyaningrum, Fardi Yandi, dan kreator lainnya.  

Dikemas dengan kreatif dan mudah dimengerti untuk menjangkau masyarakat lebih luas, kampanye #SeeingTheUnseen juga dimeriahkan dengan peluncuran video tentang gelombang pikiran penyintas gangguan kesehatan mental yang diubah menjadi motif batik yang indah, in-app challenge, serta sejumlah kegiatan seru di Mahabarata Hall, Desa Wisata Taman Mini Indonesia Indah pada 16 Oktober.

Kegiatan ini juga akan diisi dengan talk show tentang kesehatan mental bersama Sania Leonardo, kreator TikTok yang giat memberikan edukasi tentang kesehatan mental.  

Peluncuran survei kesejahteraan mental, Pusat Kesehatan Digital, dan kampanye #SeeingTheUnseen merupakan wujud komitmen TikTok untuk menyediakan ruang yang lebih aman bagi percakapan kesehatan mental.

Di Indonesia, tagar #KesehatanMental juga tersedia bagi komunitas dan masyarakat untuk bersama meningkatkan kesadaran terkait isu kesehatan mental serta mendorong satu sama lain untuk berbagi cerita dan pengalamannya yang berkaitan dengan kesehatan mental di TikTok.

Seluruh inisiatif yang dilakukan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia ini, diharapkan dapat memperkuat upaya perlindungan TikTok yang sudah ada untuk mendukung kesehatan mental pengguna, termasuk Panduan Kesejahteraan TikTok yang dirancang dan didiskusikan bersama para ahli.

Selain itu, TikTok juga akan terus mengambil pendekatan dua arah untuk menjaga komunitas dari konten yang berbahaya dengan menghapus konten yang melanggar Panduan Komunitas serta memberdayakan pengguna dengan tools yang dapat digunakan untuk melaporkan dan memblokir konten-konten yang tidak sesuai.  

Informasi lengkap terkait survei kesejahteraan mental dari TikTok dan YouGov dapat dilihat pada tautan di sini, sedangkan informasi mengenai Pusat Kesehatan Digital dan kegiatan kampanye #SeeingTheUnseen, dapat dikunjungi melalui tautan berikut http://bit.ly/PusatKesehatanDigitalTikTok.

Kutipan Narasumber:  

Saskhya Aulia Prima, M.Psi, Psikolog, Psikolog & Co-Founder TigaGenerasi

"Kesehatan mental merupakan topik yang luas, dan ini yang belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat. Minimnya kesadaran tentang kesehatan mental ini yang memunculkan stigma-stigma tertentu, dan membuat orang yang mengalami tantangan dalam kesehatan mentalnya menjadi tertutup atau bersikap seolah baik-baik saja. Jika ini terus terjadi, akibatnya penanganan terhadap masalah kesehatan mental menjadi terhambat dan bisa mempengaruhi aspek hidup lainnya, misalnya produktivitas karir, rumah tangga, dan lainnya. Pusat Kesehatan Digital oleh TikTok ini dapat menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan isu kesehatan mental."  

Sania Leonardo, Kreator TikTok (@panggilkubambang)

"Sebagai penyintas gangguan bipolar disorder, saya melihat sendiri bagaimana orang dengan gangguan kesehatan mental masih merasakan berbagai stigma, seperti dikucilkan, dipandang rendah, diremehkan dan semacamnya. Melalui platform digital, termasuk TikTok, saya bisa menceritakan pengalaman saya, memberikan edukasi, agar orang-orang yang menghadapi masalah kesehatan mental tidak merasa sendiri, ataupun tidak terlihat. Oleh karena itu, semoga dengan hadirnya Pusat Kesehatan Digital ini, kesadaran masyarakat akan kesehatan mental dapat meningkat dan stigma kepada pejuang kesehatan mental seperti saya juga dapat berubah."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya