Menkes: 77 Tahun Merdeka, Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis
- Dokumentasi AMSI
VIVA Lifestyle – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, akan memperbanyak program studi spesialis perihal penanganan saraf di seluruh perguruan ataupun universitas negeri hingga swasta. Hal ini dilakukan untuk memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) dalam penanganan saraf, lantaran dari data yang diperolehnya, spesialis penanganan saraf sekitar 50 ahli medis.
"Sudah 77 tahun merdeka, tapi ahli saraf untuk di negara kita ini kurang, beberapanya seperti punya spesialis 20 orang, spesialis saraf 13 orang, suspensi intervensi belum, lalu bedah syaraf 7. Itu pun belum semua, karena nyatanya masih ada 10 provinsi lagi yang gak punya spesialis saraf," katanya saat mengisi diskusi pembedahan saraf di Maxxbox Karawaci, Tangerang, Selasa, 11 Oktober 2022.
Lanjut dia, bukan cuma dari segi SDM, namun dalam hal pelayanan saraf pun, Menteri Budi turut melakukan peningkatan, salah satunya pada tahun depan, yang mana BPJS akan meliputi layanan pemeriksaan atau skrining perihal apa saja yang menjadi pemicu kerusakan saraf.
"Dampak akan kerusakan saraf ini bisa stroke, lalu kenapa saraf ini rusak, bisa karena adanya komplikasi kayak gula, hipertensi dan lain-lain. Makanya, BPJS nantinya jangan hanya proaktif, tapi harus preventif," ujarnya.
Dimana, semua skrining seperti gula, hipertensi, kolesterol, akan dicover BPJS karena mencegah jauh lebih murah dan jauh lebih baik kualitas hidupnya.
"Sekarang masyarakat harus rajin kontrol, karena anak muda saja sudah ada yang kena stroke. Layanan (BPJS) pun meng-cover. Dari pada dibedah kaya tadi secanggih apapun, terus terang saya takut, yang bedah seneng, jadi lebih baik mencegah," ungkapnya.