5 Manfaat Pakai Pembalut Organik, Cegah Iritasi Hingga Ramah Lingkungan
- Pixabay/ pikulkeaww_333
VIVA Lifestyle – Ketika sedang menstruasi, tidak jarang area kewanitaaan sering terasa gatal karena lembap. Nah, jika kulitmu tergolong sensitif dan rentan terhadap iritasi, menggunakan pembalut organik bisa menjadi pilihan.
Bahan-bahan dalam pembalut konvensional dapat menyebabkan ketidakseimbangan flora vagina bahkan menimbulkan infeksi jamur. Bagaimana dengan pembalut organik? Yuk, scroll untuk tahu info selengkapnya.
Sementara pembalut organik, biasanya terbuat dari 100 persen katun atau campuran yang bebas dari pestisida. Jenis pembalut ini juga mengandung lebih sedikit pewarna dan parfum yang bisa menyebabkan reaksi pada kulit sensitif.
Berikut beberapa manfaat lain jika memilih pembalut organik dibanding konvensional, dilansir Kdvr, Selasa 11 Oktober 2022.
Enggak bikin iritasi
Para ginekolog setuju bahwa bagi pengguna yang rentan terhadap iritasi dan infeksi jamur, memilih pembalut berbahan organik akan jauh lebih baik.
Tidak mengandung pestisida
Semua pembalut organik mengandung katun yang belum diolah dengan pestisida atau herbisida. Namun, tidak semua pembalut organik terbuat dari 100 persen katun. Setidaknya, bagi banyak pengguna, bagian atas pembalut organik sudah cukup untuk mencegah iritasi.
Tanpa pewangi
Aroma tambahan baik sintetis atau alami, dapat mengiritasi daerah vulva, yang kemungkinan dapat mengganggu hormon. Selain itu, produsen tidak diharuskan mencantumkan bahan kimia dalam wewangian mereka dan hanya diwajibkan untuk mencantumkan 'aroma' dalam bahannya. Sementara mayoritas pembalut organik, tidak beraroma atau bebas pewangi.
Bebas klorin
label lain yang bisa kamu temukan pada pembalut organik adalah bebas klorin atau pemutih. Agar memiliki warna yang cerah, pembalut konvensional biasanya menggunakan klorin agar terlihat lebih cerah dan putih. Proses pemutihan ini menghasilkan dioksin, yang terkait dengan sejumlah masalah kesehatan.
Ramah lingkungan
Menurut penelitian Bank Dunia, Indonesia menghasilkan sekitar 7,8 juta ton sampah plastik setiap tahunnya dan 4,9 juta ton sampah plastik tidak ditangani dengan baik.
Bahkan, berbagai sumber mengungkapkan, pembalut berbahan plastik umumnya membutuhkan waktu hingga ratusan tahun untuk terurai sehingga membawa pengaruh besar terhadap kerusakan lingkungan. Sedangkan pembalut organik karena menggunakan katun organik, akan lebih mudah terurai sehingga lebih ramah lingkungan.
CEO dan Founder Yoona Digital Indonesia, Susanna Angraini, mengatakan, female technology (femtech) juga meluncurkan varian pembalut organik terbarunya, Yoona All Night pads 36cm. Produk ini diklaim menggunakan bahan 100 persen organik yang bebas bahan kimia, sehingga menjamin kenyamanan dan kesehatan wanita di tengah masa menstruasi.
Lebih lanjut Susanna bercerita, awal mula berdirinya Yoona muncul dari pengalaman pribadinya dan sang putri yang sulit menemukan pembalut yang cocok untuk kulit mereka yang sensitif.
"Setelah melakukan berbagai riset, saya menemukan bahwa permasalahan ini ternyata dirasakan oleh banyak wanita di luar sana, hanya saja mereka merasa tabu untuk membicarakannya. Untuk menjawab permasalahan iritasi dan ruam akibat penggunaan pembalut yang tidak tepat, kami meluncurkan pembalut organik yang bebas pemutih, pewangi, dan bahan-bahan kimia yang sangat dibutuhkan oleh seluruh wanita di Indonesia," ujar Susanna dalam keterangannya.
Susanna melanjutkan, Yoona hadir dengan teknologi Ion Negatif Anion Strip sebagai antibakteri yang membantu area kewanitaan terbebas dari rasa gatal dan bau yang menyengat. Produk pembalut ini juga dilengkapi dengan bahan perekat berbahan food-grade yang aman bagi area kewanitaan.
"Pembalut ini juga menggunakan bahan 100 persen katun organik Jerman dan Jepang berkualitas tinggi yang ekstra tipis dan berdaya serap tinggi. Hasilnya, seluruh produk pembalut Yoona dapat terurai dalam 6-12 bulan, sehingga berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan," tutup Susanna.