Tak Timbulkan Gejala, Osteoporosis Rentan Dialami Usia Ini
- Pixabay/geralt
VIVA Lifestyle – Selain usia, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis. Osteoporosis seringkali tidak menimbulkan gejala apa pun yang mana biasanya baru diketahui saat seseorang mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang.
Dokter spesialis penyakit dalam, dr.RM Suryo Anggoro KW,SpPD-KR, menuturkan bahwa osteoporosis tidak terjadi pada semua orang meski kasusnya cukup tinggi di Indonesia. Dokter Suryo menekankan bahwa kasus osteoporosis rentan dialami kelompok usia lanjut. Scroll untuk informasi selengkapnya.
"Di atas 50 tahun tinggi. Orang Indonesia mengalami 23 persen osteoporosis," ujarnya dalam acara Hidup Sehat, tvOne, Senin 10 Oktober 2022.
Diakui dokter Suryo, lansia cenderung terkait dengan masa menopause pada wanita. Tak heran, kondisi osteoporisis pada wanita kerap dikaitkan dengan kondisi menopause ini. Namun sebenarnya, dokter Suryo mengungkapkan bahwa kondisi tersebut dapat dihindari dengan langkah tepat.
"Ketika puncak massa tulang tinggi, turunnya nggak seberapa rendah. Maka sebelum masa menopause, asupan vitamin D, kalsium, protein harus baik. Ketika masuk menopause, lakukan evaluasi kepadatan tulang. Jadi saat masuk kondisi keropos, agar bisa diatasi sehingga tidak ke patah tulang," jelasnya.
Ada pun beberapa langkah tepat patut dilakukan saat sebelum menopause yaitu dengan olahraga rutin sehingga kepadatan tulang terjaga. Selain itu, asupan kalsium, protein dan vitamin juga harus cukup sehingga jadi fondasi kuat bagi tulang.
"Lakukan aktivitas fisik secara rutin. Asupan kalsium cukup. Protein cukup karena fondasinya dari situ. Vitamin D yang cukup bisa sekalian keluar rumah kena matahari sambil olahraga. Tidak minum obat-obatan sendiri. Ketika masa menopause perlu skrining ada keropos atau tidak," tandasnya.