Studi: Wanita Lebih Inginkan Sesi Foreplay yang Lebih Lama
- times of india
VIVA Lifestyle – Rasa tabu dan malu saat membicarakan topik seks kerap ditemui di kalangan masyarakat Indonesia, tak terkecuali pasangan usia produktif. Keengganan berbicara dan transparansi saat membahas topik seks berpotensi mengurangi intimasi dan kualitas romantisme pasangan, bahkan dapat memicu ketidakharmonisan dalam hubungan.
Hal inilah yang menjadi pokok bahasan pada peluncuran studi The Pleasure Gap Study 2022 oleh produk kontrasepsi modern dari Reckitt Indonesia, Durex. Yuk scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Studi ini didasari temuan awal Durex mengenai kesenjangan kepuasan seksual yang kerap dialami oleh pasangan di seluruh belahan dunia, secara khususnya di Indonesia.
Di Indonesia, studi ini dilakukan dengan melibatkan 535 responden pria dan wanita berusia 18 sampai 34 tahun di berbagai kota di Indonesia. Dalam studi ini ditemukan adanya kesenjangan kepuasan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan.
Meskipun mayoritas responden (96%) menyetujui bahwa kepuasan yang sama di ranjang adalah hal penting, nyatanya 1 dari 3 perempuan pernah memalsukan orgasme saat berhubungan dengan pasangannya.
Selain itu, 89% pasangan menginginkan sesi foreplay yang lebih lama karena dapat membantu mereka mendapatkan kepuasan yang lebih baik, terungkap juga bahwa wanita lebih menginginkan sesi foreplay yang lebih lama (92%) daripada pria (86%) dan 93% perempuan mengekspresikan bahwa mereka ingin lebih banyak bereksplorasi di kamar tidur dengan pasangannya.
Penggunaan kondom juga menjadi salah satu aspek menarik dari studi ini. Sebanyak 75% perempuan merasa lebih aman ketika menggunakan kondom sehingga mereka dapat lebih menikmati aktivitas romantis dan mencapai kepuasan.
Namun hanya 25% pria yang ingin menggunakan kondom secara rutin setiap kali berhubungan seksual dengan pasangan.
Penggunaan kondom yang bervariasi dari segi ketebalan, bentuk, dan tekstur diyakini oleh 84% responden dapat membantu mereka meraih pengalaman seksual yang berbeda, tapi masih ada responden (17%) yang ragu memakai kondom karena dapat menghalangi kepuasan.
Hal ini semakin menegaskan bahwa masih banyak pasangan yang enggan mendiskusikan preferensi dan keinginan mereka sehingga munculah kesenjangan kepuasan.