Pasta Gigi Hingga Masuk Angin, Awas 4 Mitos Ini Berdampak Buruk
- Pixabay/pexels
VIVA Lifestyle – Tak sedikit mitos terkait kesehatan yang beredar di masyarakat dengan keyakinan bahwa hal tersebut bisa membawa manfaat. Sayangnya, sejumlah mitos yang sudah turun temurun dari zaman nenek moyang itu justru bisa berdampak buruk bila kerap dilakukan.
Dokter Spesialis Gizi, dr. Cindiawaty Josito Pudjiadi, MARS, MS, Sp.GK, mengatakan banyak masyarakat yang belum kritis dalam mengatasi mitos kesehatan yang beredar. Salah satunya, mitos yang menganggap makanan jatuh 5 menit masih boleh dimakan. Apa kata dokter? Yuk cari tahu lebih banyak di sini.
"Tidak perlu menunggu hingga lima menit ketika makanan jatuh. Faktanya dalam beberapa detik, bakteri misalnya escherichia coli mampu berpindah sangat cepat ke makanan yang jatuh di lantai," ujar dokter Cindy, dalam acara peluncuran Emma MCC, bersama AXA Mandiri, di Jakarta.
Jika mengkonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi bakteri, dapat menyebabkan seseorang menjadi sakit, misalnya gangguan pencernaan seperti sakit perut atau diare. Lain lagi dengan mitos berbeda mengenai luka bakar yang kata orang-orang bisa disembuhkan dengan diolesi pasta gigi. Justru, pasta gigi yang dioleskan tersebut bisa memicu infeksi.Â
"Meski hanya luka bakar ringan tapi justru iritasi dan membuat daerah sekitar terinfeksi. Pertolongan pertama, air mengalir untuk bersihkan luka. Bisa juga, gunakan handuk bersih atau kassa steril yang dibasahkan dan diamkan 20 menit," terangnya.
Namun jika rasa sakit tidak tertahankan, dapat mengonsumsi obat pereda nyeri, kemudian berkonsultasilah ke dokter. Mitos yang juga kerap diyakini masyarakat yaitu soal masuk angin yang dianggap sebagai 'penyakit' saat tubuh merasa meriang. Padahal sebenarnya, masuk angin tidak dikenal di dalam dunia medis dan harus segera diatasi dengan tepat agar tak berkepanjangan.
"Sejumlah gejala yang dianggap sebagai gejala masuk angin sebenarnya mirip dengan gejala flu, tapi penyebabnya tentu saja bisa beragam. Jika sedang tidak sehat, minumlah obat sesuai dengan gejala. Apabila semakin memburuk, segera periksa ke dokter," tuturnya.
Mitos terakhir yaitu mengenai konsumsi air kelapa saat hamil yang dianggap dapat memberi manfaat baik pada bayi. Salah satunya, air kelapa yang diminum diyakini dapat membuat kulit bayi bersih. Faktanya, dokter menyebut hal tersebut tak saling berkaitan.
"Kulit dan kesehatan bayi bergantung pada banyak faktor, seperti faktor genetik, nutrisi serta kesehatan orangtua. Kebersihan kulit bayi tidak dapat diubah hanya dengan minum air kelapa saat hamil," kata dia.
Â