Beda dengan Es Teh Manis, Minum Air Dingin Gak Bikin Gemuk

Ilustrasi minuman dingin
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA Lifestyle – Es teh manis tengah menjadi sorotan lantaran menjadi minuman kegemaran masyarakat Indonesia namun dapat berdampak bahaya pada kesehatan. Sama halnya dengan minuman dingin yang turut menjadi perhatian karena diklaim dapat membuat tubuh mengalami kenaikan berat badan hingga memicu masalah kesehatan lainnya. Lantas, apa kata dokter?

Mengenal Diet Autofagi yang Disarankan Dokter! Turunkan BB, Cegah Kanker Hingga Jaga Kesehatan Jantung

Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Cindiawaty Josito Pudjiadi, menuturkan bahwa es teh manis dan air minum dingin memiliki kalori berbeda. Pada es teh dengan tambahan pemanis, tentu terdapat kalori dengan jumlah yang sesuai takarannya. Pada air minum dingin tanpa pemanis, tak ada kalori sama sekali.

Ilustrasi minuman dingin

Photo :
  • Pixabay/pexels
Benarkah Kolesterol Tinggi dan Asam Urat Sebabkan Kanker Pankreas?

"Boleh minum air dingin asal jangan pakai sirup, gula. Gulanya tinggi (kalori). Air dingin aja kalorinya nol," ujar dokter Cindiawaty dalam acara peluncuran Emma MCC #Patahkanmitos AXA Mandiri, di Jakarta, Kamis 29 September 2022.

Diakui dokter Cindi, angka obesitas di Indonesia memang meningkat, terutama pada wanita sebesar 40 persen. Tak dipungkiri, kondisi berat badan berlebih atau obesitas ini ditengarai oleh minuman atau makanan manis yang dikonsumsi secara berlebihan. Termasuk, es teh manis yang menjadi kegemaran banyak orang.

Jam Tidur Terbalik Bisa Picu Penyakit Serius! Begini Cara Kembali ke Pola Tidur Normal

"Tambahan gula di minuman tetap ada tambahan kalorinya. Jadi mau menambahkan berapa, makin banyak yang ditambah tentu kalori makin tambah. Apalagi tambah bahan lain susu, kalori makin tambah," ungkapnya lagi.

Ilustrasi minuman.

Photo :
  • U-Report

Tambahan topping dan bahan lain yang turut mengandung gula berkontribusi dalam peningkatan kalori hingga berat badan yang berlebihan. Tentu, lemak yang meningkat itu bisa berdampak pada risiko penyakit tidak menular mulai dari sakit jantung, kanker, hingga diabetes.

"Beban biaya untuk mengobati juga meningkat. Sebaiknya batasi segala macam gula tinggi apalagi yang manis banget," tandasnya.

Ilustrasi minuman manis.

Photo :
  • Pixabay/Pexels

Untuk itu, dokter Cindi menganjurkan agar masyarakat bisa menghindari asupan gula sejak dini sehingga lidah tak terbiasa mengonsumsi yang manis-manis. Hal itu bisa dijalani sejak dini dari orang tua yang mulai waspada terhadap perkembangan berat badan si kecil. Selain itu, bisa mengganti gula dengan pemanis tambahan yang rendah kalori sehingga lebih aman.

"Kalau dari anak-anak tidak usah diperkenalkan gula atau manis-manis supaya terbiasa makanan tidak terlalu manis. Kalau dari kecil terbiasa tidak terlalu manis risiko konsumsi sesuatu yang manis jadi berkurang, asupan gula yang banyak juga menurun sehingga tidak berisiko pada penyakit," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya