Es Teh Kemanisan Picu Serangan Jantung, Ini Kata Dokter

Serangan jantung
Sumber :
  • times of india

VIVA Life – Brand minuman manis, Es Teh Indonesia, tengah menjadi sorotan usai melakukan somasi pada konsumen yang memberi kritikan ke minumannya. Faktanya, minuman yang ditambah kadar gula berlebih bisa berdampak bahaya bila dikonsumsi cukup sering, termasuk memicu serangan jantung.

Mengantuk Parah Setelah Makan Siang, Tanda Diabetes?

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Radityo Prakoso Sp.JP(K), tak menampik bahwa pemberitaan mengenai minuman dengan tambahan pemanis seperti es teh manis memang cukup menyita perhatian. Apalagi, masyarakat Indonesia memang terbilang sangat menyukai segala asupan yang manis-manis.

"Jadi ini lagi viral menambahkan gula di es teh. Indonesia memang senangnya es teh manis. Enak kayaknya (diminum) pas panas," ujar dokter Radityo di acara virtual Kementerian Kesehatan RI, Rabu 28 September 2022.

Pengamat Nilai Penangkapan Tom Lembong Kental Muatan Politis, Ini Alasannya

Esteh Indonesia.

Photo :
  • Instagram @esteh.indonesia

Dokter Radityo pun menjelaskan, kaitan antara minuman manis bisa berdampak luas pada banyak penyakit. Tak terkecuali dapat memicu bahaya pada penyakit jantung dan pembuluh darah hingga berakibat fatal, yang kerap dianggap sepele oleh banyak orang.

Gejala Awal Diabetes dan Pilihan Menu Makan untuk Menurunkan Kadar Gula Darah

"Sebenarnya asosiasi (kaitan) langsung, tidak ada. Tapi memang penyakit jantung koroner ada faktor risikonya diabetes melitus. Diabetes melitus ini disebabkan dari penambahan gula sederhana dari glukosa di es teh akan sangat cepat meningkatkan gula darah dan itu jadi komorbid," tuturnya.

Dari faktor kegemukan serta diabetes melitus, pada akhirnya membuat pembuluh darah menjadi tak sehat sehingga gula darah tidak terkendali. Tak dipungkiri, kondisi diabetes yang tidak terkendali ini menjadi risiko besar terhadap serangan jantung yang ujungnya mengancam nyawa.

Ilustrasi serangan jantung

Photo :
  • U-Report

"Secara langsung tidak ada kaitan tapi dia (minuman manis) jadi faktor risiko menyebabkan gula darah tidak terkendali dan akhirnya jadi komorbid yang membuat terjadinya serangan jantung," katanya.

Senada, Direktur P2PTM, dr. Eva Susanti S.Kp, MKes., menyebutkan  membatasi konsumsi gula yang masuk ke tubuh adalah hal paling krusial dalam menjaga kesehatan secara menyeluruh. Rekomendasi dasar dalam asupan gula per hari adalah 50 mg atau setara dengan 4 sdm. Bahkan di negara yang kasus obesitasnya tinggi, rekomendasi gula lebih rendah yakni sebanyak 25 mg.

"Karena gula ini tadi akan sebabkan obesitas yang memicu diabetes dan diabetes kalau tidak terkontrol akan muncul juga penyakit jantung. Harus ingat bahwa kita harus hindari faktor risiko. Karena kalau sudah ada faktor risiko akan memudahkan terkena penyakit," ujar Eva.

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya