Waspada, 5 Nyeri di Bagian Tubuh Ini Tidak Bisa Dianggap Sepele

Ilustrasi nyeri sendi
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Life – Dokter spesialis nyeri biasanya menangani keluhan nyeri, akibat kerusakan saraf maupun cedera. Umumnya masalah nyeri ditangani oleh dokter spesialis bedah saraf, dokter spesialis ortopedi, hingga dokter spesialis anestesi.

Dokter spesialis bedah saraf adalah mereka yang menangani masalah nyeri akibat adanya masalah pada saraf. Sedangkan, untuk masalah nyeri akibat cedera atau kecelakaan, maka biasanya akan ditangani oleh dokter spesialis ortopedi. 

Untuk itu, sebelum melakukan pengobatan terhadap masalah nyeri, sebaiknya ketahui terlebih dahulu dari mana nyeri tersebut berasal. Mengutip dari Cleveland Clinic (2022), nyeri dapat menjadi hal yang normal ketika habis berolahraga berat, dan nyeri tersebut akan hilang dalam beberapa hari.

Namun, harus waspada jika rasa nyeri yang muncul terasa sangat tajam, menyebar, dan tidak hilang dalam jangka waktu yang lama. Dokter Spesialis Anestesi, dr. Ketut Ngurah Gunapriya, yang berpraktek full time di KL Klinik menyebutkan, nyeri bisa menjadi tanda adanya kerusakan yang tampak dan tidak tampak. 

“Nyeri adalah suatu pengalaman emosional yang tidak menyenangkan. Biasanya, disebabkan oleh kerusakan tampak maupun tidak tampak. Baik nyeri dengan durasi pendek (akut) maupun durasi panjang (kronik), sama-sama dapat memengaruhi kualitas hidup penderitanya,” tuturnya. 

Oleh karena itu, sebaiknya nyeri yang datang tak boleh kita sepelekan begitu saja, terutama jika nyeri datang di area berikut ini:

1. Nyeri di area lutut 

Ilustrasi lutut.

Photo :
  • Pixabay.
Jude Bellingham Derita Cedera Aneh

Rasa sakit yang datang secara tiba-tiba, seperti hentakan keras disertai dengan pembengkakan bisa menjadi tanda adanya ligament yang robek. Jika tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat, maka akan menyebabkan pembengkakan lutut yang semakin parah, hingga dapat menyebabkan terjadi kerusakan jaringan daerah lutut secara permanen. Dan, dalam waktu yang lebih lama, dapat menyebabkan kerusakan sendi degeneratif (masalah akibat pertambahan usia) yang lebih serius.

2. Nyeri di tulang belakang

Inter Miami Hanya Butiran Debu Tanpa Lionel Messi! Juara Bertahan Tersingkir di 16 Besar Piala Liga

Tulang belakang.

Photo :
  • U-Report

Sakit atau nyeri tajam yang datang di area tulang belakang, terutama di bagian bawah dapat menjadi tanda dari adanya saraf kejepit. Ini dapat terjadi ketika diskus (cakram tulang rawan) tulang bergeser atau keluar dari posisi anatomi, sehingga menekan saraf di sekitarnya. Saat diskus memberi tekanan pada saraf dan pembuluh darah di sekitar, maka akan menyebabkan munculnya nyeri hingga mati rasa di sisi tubuh penderita. Mengabaikan nyeri akibat saraf kejepit dapat membuat postur tubuh menjadi tidak seimbang, kejang otot, hingga kerusakan saraf permanen. 

Naik Meja Operasi, Febri Hariyadi Dipastikan Absen Bela Persib Hingga 6 Bulan

3. Nyeri di bahu

Ilustrasi asam urat di bahu.

Photo :
  • U-Report

Sendi bahu manusia terdiri dari sekelompok 4 otot dan tendon penghubung. Tendon tersebut dapat robek saat cedera, kecelakaan, atau melakukan gerakan berulang atau mengangkat sesuatu yang terlalu berat. Kerusakan pada tendon inilah yang biasanya menyebabkan rasa nyeri di area bahu. Terutama, jika nyeri tersebut dibarengi dengan munculnya bunyi “klik” saat menggerakan bahu, dapat menjadi komplikasi seperti pergeseran tulang karena cedera bahu sebelumnya. Mengabaikan nyeri di area ini dapat menyebabkan nyeri kronis, peradangan, dan kekakuan pada sendi. 

4. Nyeri di pergelangan kaki

Ilustrasi pergelangan kaki terkena asam urat.

Photo :
  • U-Report

Keseleo dapat menyebabkan ligamen di pergelangan kaki meregang hingga robek. Bahkan, tendon, tulang rawan, dan pembuluh darah di sekitarnya juga berisiko mengalami kerusakan. Umumnya, penderita akan merasakan gejala seperti bengkak, memar, kaki, dan rasa nyeri yang tajam. Jika, keseleo tidak kunjung sembuh, maka dapat membuat pergelangan kaki tidak stabil secara permanen. Selain itu, tidak mendapatkan penanganan yang tepat juga dapat menyebabkan kaki menjadi pincang dan menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan sekitar pergelangan kaki.

5. Nyeri di kepala

Sakit kepala.

Photo :
  • Freepik

Sakit kepala sering dianggap sebagai masalah sepele. Padahal, sakit kepala yang lama dan berkepanjangan dapat menjadi tanda dari penyakit berbahaya. Beberapa penyakit seperti stroke, meningitis (radang selaput otak), hingga tumor otak sering dikaitkan dengan nyeri di kepala. Salah satu gejala nyeri di kepala yang berbahaya adalah muncul secara tiba-tiba, disertai kaku di leher dan demam, hingga muncul dengan gangguan penglihatan. 

Oleh karena itu, nyeri yang datang di beberapa area tubuh sebaiknya segera dilakukan konsultasi bersama dokter spesialis. Terutama, jika nyeri yang muncul adalah nyeri tajam yang berkepanjangan dan tak hilang berminggu-minggu, bahkan menahun.

Penanganan pada masalah nyeri terkenal dengan nama manajemen nyeri. Pada manajemen nyeri, pengobatan yang dilakukan dokter lebih berfokus pada penyebab yang mendasari nyeri. Sehingga, manajemen nyeri ini menjadi bagian penting dalam perawatan medis.

Pemeriksaan pada nyeri dapat kamu lakukan dengan dokter spesialis untuk mengobati rasa nyeri, mendiagnosis penyebab rasa nyeri, sekaligus mengurangi risiko komplikasi dari rasa nyeri yang timbul. 

Salah satunya yang dihadirkan KL Klinik. mereka menyediakan pengobatan dengan konsep Pain Care Management yang dapat mendeteksi, mengobati dan mengatasi masalah seputar nyeri dan penyebabnya. 

Menurut penuturan dr. Ketut Ngurah Gunapriya, Sp.An, KIC, FIPP, FIPM, CIPS menyebutkan, pengobatan di KL Klinik menggunakan metode modern yang aman dan efektif tanpa pembedahan. Sehingga, tindakan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri akan lebih minim nyeri dan minim risiko. Selain itu, mereka memiliki fasilitas penunjang alat yang cukup lengkap, seperti USG, C-arm, Radio Frekuensi, hingga PRP atau Platelet Rich Plasma.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya