Bun, Bayi Susah BAB? Ini 6 Cara Mengatasi dan Penyebabnya

Ilustrasi bayi/anak/parenting.
Sumber :
  • Freepik/bristekjegor

VIVA Lifestyle – Bunda di rumah tentu pernah mengalami masa ketika bayi susah BAB (buang air besar). Susah BAB  alias sembelit adalah kondisi yang bisa menyerang siapa saja, termasuk bayi. Sembelit pada bayi sebenarnya adalah hal yang umum, tetapi kondisi ini tidak boleh dianggap sepele sama sekali. 

Handuk Dapur Kotor? Gunakan 5 Cara Memutihkan Ini Tanpa Perlu Sabun

Tanda bayi mengalami sembelit adalah tidak buang air besar selama 3 hari berturut-turut atau tidak BAB minimal tiga kali dalam seminggu. Selain itu, sembelit bisa ditandai dengan tinja yang sulit keluar dan keras. Anda perlu mengenali pola BAB Si Kecil, karena perubahan pada pola BAB bayi bisa juga menandakan bahwa ia mengalami masalah kesehatan tertentu. Berikut adalah beberapa tanda bayi susah BAB atau sembelit (konstipasi) yang perlu Anda waspadai:

  • Bayi buang air besar kurang dari 2 kali dalam seminggu. Namun, pada bayi usia 0–5 bulan dan mengonsumsi ASI, buang air besar seminggu sekali masih dianggap normal.
  • Bentuk kotoran lebih keras dari biasa, walaupun frekuensinya tidak berubah.
  • Bayi terlihat kesakitan saat buang air besar.
  • Terdapat darah pada kotoran bayi.
Miris Lebih 200 Anak di Lebanon Tewas Akibat Serangan Brutal Israel

Selain tanda-tanda di atas, bayi susah BAB juga biasanya lebih rewel dan menangis sambil mengangkat kakinya. Pada kasus yang lebih parah, munculnya bercak darah pada popok bayi bisa saja menandakan perdarahan saluran cerna, misalnya karena robeknya dinding rektum bayi akibat tinja yang keras.

Ilustrasi bayi menangis.

Photo :
  • vstory
10 Bayi Tewas Terpanggang dalam Kebakaran Rumah Sakit di India Utara

Bunda juga perlu waspada dan membawa Si Kecil ke dokter, jika ia mengalami sembelit lebih dari 2 minggu atau disertai gejala lain, seperti:

  • Muntah
  • Demam
  • Berat badan turun
  • Benjolan di anus
  • Terdapat luka di anusnya (fisura ani)

Mengatasi Bayi Susah BAB

Bunda tidak perlu panik saat mendapati bayi susah BAB, karena ada beberapa cara yang dapat dilakukan dari laman alodokter, yaitu:

Ilustrasi pasangan suami istri yang memiliki bayi

Photo :
  • pixabay

1. Memijat perutnya

Memijat perut Si Kecil dengan lembut bisa membantu mengatasi masalah susah BAB yang ia alami. Cobalah pijat, bagian bawah pusar bayi, yakni sekitar 3 jari dari pusar, dengan arah pijatan melingkar dari tengah ke luar. Saat memijat, pastikan Si Kecil rileks dan tidak kesakitan, ya, Bun.

Anda bisa menggunakan minyak telon saat memijat Si Kecil. Minyak telon yang dikombinasikan dengan pijatan lembut di perut bayi diketahui dapat meredakan gejala susah buang air besar dan perut kembung. Selain itu, minyak ini juga dapat memberikan kehangatan pada tubuh Si Kecil, sehingga ia bisa lebih rileks dan tidurnya pun menjadi lebih nyenyak.

2. Membuatnya lebih aktif bergerak

Untuk melancarkan proses BAB Si Kecil, ajaklah ia untuk bergerak lebih aktif. Jika Si Kecil sudah bisa merangkak, membuatnya merangkak lebih sering bisa membantu mendorong tinjanya agar lebih mudah keluar. Namun, jika ia belum bisa merangkak, menggerakkan kakinya seperti mengayuh sepeda juga bisa membantu.

3. Mengganti susu formulanya

Jika bayi Anda susah BAB sejak mengonsumsi susu formula, cobalah ganti susu formula dengan merek yang berbeda. Konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan susu formula yang sesuai dengan kebutuhan Si Kecil.

4. Mengombinasikan makanannya

Saat sudah waktunya Si Kecil mendapat makanan padat, usahakan jangan langsung memberikan makanan yang “berat”, seperti nasi. Sebaliknya, pilihlah makanan yang kaya akan serat dan dalam porsi kecil terlebih dahulu.

5. Memandikannya dengan air hangat

Memandikan bayi dengan air hangat bisa membuatnya lebih rileks, sehingga saluran pencernaannya lebih mudah mengeluarkan kotoran. Saat memandikan Si Kecil, berikan juga pijatan pada perutnya, agar tinja lebih mudah keluar.

6. Mencukupi kebutuhan cairannya

Agar proses pencernaan Si Kecil lancar, pastikan kebutuhan cairannya tercukupi. Berikanlah ASI lebih banyak. Jika usia Si Kecil sudah di atas 6 bulan, Anda bisa memberinya lebih banyak cairan dari air putih dan buah maupun sayuran yang dihaluskan.

Apabila Anda telah menerapkan cara-cara mengatasi bayi susah BAB tersebut tetapi Si Kecil tetap kesulitan untuk buang air besar atau bahkan sembelitnya makin parah, segera periksakan ia ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan aman.

    Penyebab Bayi Susah BAB

    Ilustrasi bayi lucu.

    Photo :
    • Pixabay/ 3217138

    Sangat penting untuk mengetahui penyebab bayi susah BAB agar bisa segera diatasi atau dicegah. Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan bayi susah BAB:

    1. Konsumsi susu formula

    Bayi yang diberi susu formula umumnya lebih rentan untuk mengalami sembelit dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini karena kandungan kandungan protein yang terdapat pada susu formula.

    Jika bayi Anda mengalami susah buang air besar, mungkin saja karena ia tidak cocok dengan susu formula yang diberikan, baru saja beralih dari ASI ke susu formula, atau baru berganti merek susu formula. Untuk memastikannya, cobalah berkonsultasi ke dokter.

    2. Konsumsi makanan padat

    Beralih mengonsumsi makanan padat sering kali membuat sistem pencernaan bayi “kaget” sehingga menyebabkannya susah buang air besar. Hal ini tidaklah mengherankan, karena sebelumnya bayi terbiasa diberi makanan cair.

    Masa peralihan dari makanan cair ke padat juga cukup sering menyebabkan bayi susah BAB, apalagi jika makanan padat tersebut kurang banyak mengandung serat, seperti nasi atau roti. Untuk mengurangi risiko Si Kecil mengalami konstipasi, cobalah berikan ia makanan yang kaya akan serat, seperti buah dan sayuran.

    3. Dehidrasi

    Bayi mendapat asupan cairan melalui makanan dan minuman yang ia konsumsi, termasuk ASI. Namun, dalam kondisi tertentu, seperti saat giginya tumbuh, sariawan, atau demam, dehidrasi pada bayi bisa saja terjadi karena ia enggan untuk minum susu.

    Dehidrasi atau kurangnya cairan dapat menyebabkan kotoran menjadi keras dan sulit dikeluarkan. Selain itu, bayi yang dehidrasi juga akan tampak lemas, lebih jarang pipis, bibirnya kering, dan tidak mengeluarkan air mata ketika menangis. Kondisi ini perlu ditangani oleh dokter.

    4. Kondisi medis tertentu

    Meski jarang terjadi, ada beberapa penyakit yang bisa menyebabkan bayi susah BAB, di antaranya alergi atau intoleransi makanan, hipotiroid, dan gangguan sistem pencernaan dari lahir, seperti penyakit Hirschsprung.

    Halaman Selanjutnya
    Halaman Selanjutnya