Makan di Atas Jam 9 Malam Bisa Kena Kanker
- Pexels/Rachel Claire
VIVA Lifestyle – Kanker adalah payung dari sejumlah besar penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal dalam bagian tubuh berbeda. Menurut WHO, kanker adalah penyebab tertinggi kedua kematian secara global.
Beberapa kanker yang umum terjadi pada pria meliputi kanker paru, usus besar, perut dan hati. Sedangkan pada wanita lebih rentan terhadap kanker payudara, usus besar, paru, serviks dan tiroid.
Karenanya, penting untuk diingat bahwa gaya hidup termasuk diet, memiliki bagian penting terkait dengan menurunkan risiko kanker. Tapi terlepas dari apa yang kita makan, kapan kita makan juga menjadi faktor, inilah yang diyakini peneliti untuk diketahui lebih jauh.
Menurut sebuah studi oleh para peneliti dari Barcelona Institute for Global Health, waktu makan juga menentukan siapa yang lebih berisiko membangun kanker. Ditemukan bahwa orang yang makan setelah jam 21.00 dan tidak memberikan jarak dua jam setelah makan dan sebelum tidur memiliki risiko lebih besar terkena kanker, 25 persen lebih tepatnya.
Mengutip laman Times of India, jam sirkadian biologis menentukan dan mengatur siklus tidur-bangun dan mengulang kurang lebih setiap 24 jam, yang juga dikenal dengan ritme sirkadian.
Jika jam tubuh Anda berfungsi dengan benar dan bergerak seperti seharusnya, saat jam 21.00 atau lebih malam, tubuh Anda seharusnya beristirahat untuk tidur dan tidak menjadi lebih aktif, yang bisa terjadi saat makan. Ini kemudian bisa mengganggu ritme sirkadian dan mempengaruhi tidur, lapar dan stres.
Studi ini mengevaluasi 621 kasus kanker prostat dan 1.205 kanker payudara dan melihat subyek 872 pria dan 1.321 wanita yang tidak pernah bekerja sif malam. Dengan bantuan wawancara dan kuisioner, mereka ditanyakan mengenai waktu makan, tidur dan kronotipe.
Orang yang mengatakan bahwa mereka tidru dua jam atau lebih setelah makan berisiko 20 persen lebih rendah terhadap kanker payudara dan prostat yang dikombinasikan. Namun, saat itu disatukan dengan makan telat, risikonya meningkat hingga 25 persen secara total.
"Studi kami menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap pola makan diurnal (sehari-hari) berkaitan dengan risiko kanker yang lebih rendah. Temuan ini menekankan pentingnya mengevaluasi waktu dalam studi terhadap diet dan kanker," ujar Dokter Manolis Kogevinas, peneliti utama dalam studi.
Meski lebih banyak riset diperlukan untuk menentukan kenapa waktu makan mempengaruhi risiko kanker, bukti tertentu menunjukkan bahwa itu bisa dikarenakan gangguan terhadap pola tidur.