Studi: BAB Lebih dari Sekali Sehari Berisiko Kena Serangan Jantung

Ilustrasi buang air besar/bab.
Sumber :
  • iStockphoto.

VIVA Lifestyle – Serangan jantung adalah kejadian mengejutkan yang sering menyerang di saat yang tidak kita duga. Namun, penelitian menunjukkan frekuensi buang air besar harian Anda dapat memprediksi risiko Anda terkena serangan jantung. 

Hati-hati, Saraf Kejepit yang Tak Diobati Bisa Berujung Stroke dan Merambat ke Organ Vital Lain

Para peneliti memeriksa hubungan frekuensi buang air besar dengan penyakit vaskular dan non vaskular utama di luar sistem pencernaan. Untuk melakukan ini, mereka menyaring data dari China Kadoorie Biobank, di mana peserta dari 10 wilayah geografis yang beragam di seluruh China terdaftar antara tahun 2004 dan 2008. Scroll untuk informasi selengkapnya.

Untuk penelitian ini, 487.198 peserta berusia 30-79 tahun tanpa kanker, penyakit jantung atau stroke, dimasukkan dan ditindaklanjuti selama rata-rata 10 tahun. Lalu, apa yang dipelajari para peneliti?

Jangan Main-Main, Dampak Fatal dari Mengerok Pasien yang Alami Serangan Jantung

Peserta yang buang air besar lebih dari sekali sehari, memiliki risiko penyakit jantung iskemik yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok referensi (sekali sehari). 

Ilustrasi serangan jantung/stroke.

Photo :
  • Freepik/rawpixel.com
Menumpuknya Lemak di Perut Bisa Jadi Alarm Bahaya untuk Kesehatan jantung

Terlebih, tren ini terlihat dengan berbagai komplikasi kronis lainnya, seperti gagal jantung, penyakit paru obstruktif kronik, diabetes mellitus tipe 2 dan penyakit ginjal kronis.  

Selain itu, frekuensi buang air besar yang paling rendah (kurang dari 3 kali seminggu) juga dikaitkan dengan risiko penyakit jantung iskemik yang lebih tinggi, kejadian koroner utama, stroke, iskemik dan penyakit ginjal kronis. 

"BMF (frekuensi buang air besar) dikaitkan dengan risiko masa depan beberapa penyakit vaskular dan non vaskular. Integrasi penilaian BMF dan konseling kesehatan ke dalam perawatan primer harus dipertimbangkan," kata para peneliti menyimpulkan, dilansir Express, Rabu 14 September 2022. 

Ilustrasi sembelit

Photo :
  • Pixabay/pexels

Tautan tersebut tidak mengejutkan. Pasalnya sembelit, misalnya, merupakan salah satu risiko penyakit kardiovaskular dan penderita penyakit kardiovaskular cenderung mengalami sembelit. Bahkan diperkirakan, lebih dari separuh penderita gagal jantung mengalami masalah kontinensia seperti urgensi dan inkontinensia urgensi. 

Sembelit bisa menjadi masalah pada penderita gagal jantung karena beberapa sebab, antara lain asupan cairan berkurang, berkurangnya mobilitas (berjalan dan aktivitas lainnya), obat-obatan dan kehilangan nafsu makan (dan asupan serat yang buruk) atau berkurangnya aliran darah ke saluran pencernaan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya